Dia... Dia... Dia... Sempurna (Reborn) - Part 42

"gak kemana2 ndi, disini doang" kta gue nyengir

"gue serius den, lo sehabis tamat gak pernah nongol, gue ke rumah lo kata emak lo lagi diluar kota" kata nya

"lo ke rumah gue, gimana kabar emak sama adek gue" tanya gue

"mereka sehat, terutama adek lo, tambah guede tambah cantik" katanya

"halah otak lo" jawab gue nyengir " kita cari tempat ngobrol yuk, sambil makan laper gue, lo belom makan kan" tanya gue

setelah itu gue langsung ajak Andi ke tempat makan favorit gue, soto Tangkar (kalo yang pernah ke glodok pasti tau, soto tangkar dideket kantor polisi).

"bang soto 2, yang saya banyakin otaknya sam tulang muda" kata gue
"lo gimana?" tanya gue ke andi

"tererah lo" jawabnyo
"yang satu campur aja bang" kata gue, setelah pesen, gue lanjutin ngobrol sama andi

"lo ngapai di Jakarta ndi" kata gue

"gue kuliah disini, gue gak masuk negeri jadi lebih milih disini, ditempat kita univ swasta gak terlalu bagus (zaman itu ya, sekarang banyak yg bagus kok)" kata andi

"oooo, kuliah dimana?" tanya gue

"trisakti den, terus lo sendiri ngapain disini" tanya andi

"gue kerja disini, jadi kuli" kata gue sambil nyengir

"jadi apa lo? gigolo?" katanya

"kampret, otak lo isinya mesum mulu ya, gue kerja ditoko didalem sini" kata gue

"oooo, gue kira jadi gigolo. heheheee.." katanya

"asem lo, eh lo tinggal dimana" tanya gue

"Rawamangun, kebetulan ada keluarga disana" jawabnya

"buset jauh amat sama kampus lo" kata gue

"yah mau gimana lagi, mama gak izinin gue kost, katanya takut gue jadi nakal" kata andi

"bukannya dari dulu udah nakal lo" canda gue, sambil ketawa

"sialan, eh lo bisa kerja disini gimana ceritanya" tanya andi

"panjang ceritanya, nanti gue ceritain" kata gue, gue males ngomongi kisah gue. "gimana anak2 yang lain? masih suka kontak2an?" tanya gue

"masih, kemarin pas gue balik anak2 masih suka kumpul, terutama anak2 kelas 1 kita dulu" katanya

"masa, enak bener kalian masih bisa ketemu" kata gue

"iya, tapi disana ada yang nanyain lo mulu" kata andi

"siapa?" tanya gue bingung

"Oca" jawab andi, gue kaget denger nama dia

"bukannya dia di Luar" kata gue

"iya, dia sengaja balik, soalnya anak2 kasih tau dia lewat friendster (jadul banget ya') klo kita bakal kumpul, dia kira lo bakal ada" kata andi

"oooo, gimana keadaan dia" tanya gue

"dia baik, lo masih inget siska kan?" tanya andi

"iya inget, kenapa" tanya gue (bagi yang lupa siska itu temennya oca, yang nuduh gue nyolong)

"klo lo mau tanya tanya, tanya ke dia aja, soalnya oca masih suka kontak dia" kata andi

"gimana nanya nya, gue gak tau dia dimana" kata gue

"tenang aja, dia dijakarta kok" kata andi, mukanya senyum

"ooo, lo sempet ketemu dia?" tanya gue

"iya tiap hari malah" kata andi

"kok bisa?, rumah kalian deket" kata gue, andi geleng

"gue jadian sama dia" kata andi, gue kaget, soto yang gue makan nyangkut dileher.

"serius lo? wah selamet klo gitu" kata gue

"iya makasih" jawab andi

"tapi kok bisa, dia yakin gak lagi sakit kan pas lo nembak dia" tanya gue

"sialan lo, dia sehat walafiat" jawab andi sebel

"hehee, iya percaya, secara lo don juan kan" kata gue

"eh, lo tinggal dimana den" tanya andi

"gue tinggal deket sini, kebetulan gue dapet boss baik, jadi gue tinggal digudang toko gue" kata gue

"yakin lo tinggal digudang, emang bersih" kata andi

"yaah lumayan, tapi cukup kok" kata gue

"ooo, tapi lo bener2 berubah den" kata andi "gue hampir gak kenal lo" kata andi

"berubah apanya? gue belum jadi power ranger ndi" canda gue

"serius den, lo lebih item, terus rada kurusan, badan lo juga lebih kekar" kata andi

"ah biasa aja, efek keseringan ngangkat besi" jawab gue sambil ketawa.

"besok lo libur gak?" tanya andi, kebetulan besok minggu

"ya libur lah,kenapa?" tanya gue

"gue jemput lo, gue ajak lo ke rumah gue, gimana" tnaya andi

"boleh juga, besok pagi ya?" kata gue

"iya" jawab andi

Setelah selesai makan gue ajak Andi maen ke tempat gue kerja.

"Deeeeniiiiiiiiiiiiiii, lo dari mana aja, makan batu yaaaa, lama beneeer" terdengar suara santi menggelegar.

"hehehehe,, sorry san, gue habis ketemu temen jadi ngobrol2 dulu" kata gue, sambil gue nunjuk andi

"ndi, kenalin ini santi boss gue disini, san ini andi temen gue, dia anak trisakti juga" kata gue

Andi sejenak natap santi dengan tatapan kaget, lalu langsung berubah ceria " hai, gue andi, temen sekolah deni pas di palembang" kata andi

gue liat santi juga langsung berubah " gue santi temennya deni disini" kata santi "den gue masuk kedalem dulu ya, klo lo mau ngobrol2 dulu silakan" lanjut santi

"gk kok, gue cuma mau ngenalin dia ke lo aja, dia mau balik ke kampus katanya

"ooo, ok klo gitu" santi langsung masuk ke dalem dan duduk di depan komputernya

gue jalan bareng andi buat nunjukin gudang tempat gue tinggal, biar besok dia gak seusah jemput gue.

"ndi, gue liat lo agak aneh tadi pas kenalan sama santi? lo kenal dia" tanya gue

"kenal sih nggak cuma tau, siapa yang gak tau santi dikampus den" kata andi

"ooo, maksudnya apa nih ndi" tanya gue

"tapi lo jangan marah ya, soalnya isunya agak gak enak, tar lo marah" tanya andi

"nggak, cerita aja" gue udah tau arah pembicaraan andi, tapi gue coba denger dari sudut pandang orang lain dulu

"gini den, isu2 yang beredar dikampus bilang klo santi itu pemake berat, beberapa kali dia harus masuk panti rehab, terus juga dia itu bisa dipake, malah lebih parah lagi dia itu simpenana om om" cerita andi dengan hati2

"ooo itu, gue tau kok" kata gue

"haa, tau darimana lo" kata andi

"dari orangnya, dia udah cerita ke gue semuanya ndi" kata gue

"masa, emang dia cerita apa aja" tanya andi

"sama seperti yang lo ceritain, tapi menurut dia itu cuma gosip, isu2 itulah yang bikin dia jadi males bergaul dikampus" kata gue

"oooo, jadi menurut lo mana yang bener" kata andi

"gue percaya temen gue ndi, gue gak perduli isunya gimana, gue tetep percaya temen gue" kata gue

"ooooo, jadi lo yakin klo dia bersih" kata andi

"gue gak bisa bilang dia bersih ndi, dia memang pernah cerita dia dulu pemake, dan beberapa kali di rehab, tapi sekarang dia udah berenti, dan gue percaya itu" kata gue

"ooo begitu, iya sih den, kadang gue sering liat dia di kampus cuma bengong, kayak gak ada yang mau deketin dia, ada sih beberapa cowok yang mau deketin dia, sepertinya sekedar mau manfaatin, tapi dia gak mau, dia malah menjauh" kata andi

"oleh karena itu gue suka kasian sama dia ndi" kata gue

"iya ya, gue juga kasian liat dia" jawab andi

"udah ah, lo balik sono, tar malah telat ke kampus" kata gue

"iya ya, ok klo gitu sampai ketemu besok" kata andi, dia langsung memacu motornya.

Sekembalinya gue ke toko, gue liat santi lagi melamun didepan komputer nya.

"hai cantik, bengong aja? kenapa gak ada cowok ya? gue aja yang jadi cowok lo" canda gue

"asem lo den, udah ah lagi males becanda" jawabnya

"kenapa san" kata gue

"temen lo den? gue tau pasti tadi pas balik dia ngomongin gue" kata santi

"wah hebat juga lo, bisa ngeramal" kata gue nyengir

"tuuh kan bener, semua orang sama aja" kata santi

"emang lo tau dia ngomong apa" kata gue

"tau lah, pasti ngomngin isu isu tentang gue" jawabnya

"denger ya san, bener dia ngomongin lo, tapi setelah gue jelasin dia ngerti kok, malah dia simpati sama lo" kata gue

"serius lo" kat santi masih sambil manyun

"iya bawel, malah besok dia ngajakin kita maen ke rumahnya" kata gue bohong

"seriusan, dia ngajak gue?" kata gue

"iya serius" kata gue, gue liat santi senyum

"nah gitu senyum, keliatan lebih cantik" kata gue

"sialan lo, godain gue mulu" katanya "tapi tadi lo serius mau jadi cowok gue" kata santi

"yeee ke geeran, gue becanda bego, mana gue mau sama lo" kata gue bohong

"ooo kirain beneran, klo beneran gue cuma mau bilang, jangaaaaan ngaaaarepppp" kata santi sambil dorong gue keluar

Gue cuma bisa ketawa liat tingkah nya santi. Gue lanjutin kerjaan gue, sampai selesai, sepulang dari toko, gue teringet ucapan andi, kalo oca nyariin gue, apakah dia masih sayang sama gue. Malem itu pikiran gue cuma inget sama oca, sambil tiduran gue buka surat terakhir dari oca, yang selalu ada didompet gue.

Gue cuma bisa menatap tulisan tangan dia, lagi apa lo disana ca, gue kangen sama lo.