Hari minggu tiba, gue lagi asik gitaran sama cecep. Tiba tiba ada yang gedor pintu besi dibawah.
"Siapa tu cep, pagi pagi, buka gih" kata gue
"males ah, palingan anak iseng" kata cecep
"ah lo, bilang aja lo males" jawab gue sebel, gue berdiri dan liat kebawah dari jendela lantai 2, ternyata Santi, gue liat jam tangan ternyata masih jam 6.30.
"Kepagian San, gue belom mandi, balik 2 Jam lagi" teriak gue dari atas
"Ogah ah, bukain gih, tar gue diculik orang" kata Santi
"iya bawel, tunggu" bales gue
"cep, boss lo dibawah tu, lo bukain, gue mau mandi dulu" kata gue
"siapa?" kata cecep
"buka aja, bawel ah" lanjut gue, gue langsung masuk kamar mandi.
Gue mandi sekitar 15menitan, setelah selesai gue langsung ganti pakaian, Santi udah nunggu dibawah.
"Gila lo pagi bener, gue laper, belom sarapan" kata gue
"gue tau, makanya lo udah gue bawain makanan, tuh" kata santi sambil nunjuk bungkusan diatas meja.
"Cecep gak lo bawain, kejem lo" kata gue
"udah kali, dia malah udah ngacir entah kemana" kata santi
"haaa, kemana dia?" kata gue
"gak tau, habis makan tadi langsung cabut pake motornya" kata santi
"oooo, terus mau ngapain kita, Andi baru dateng mungkin jam setengah 9 nanti" tanya gue
"heheheee, gak tau" jawab santi nyengir.
"sialan lo, tau tadi gue tidur lagi" kata gue sebel.
"hehehee, udah duduk didepan aja yuk" kata santi
"terserah lo" kata gue
Kita duduk didepan sambil nungguin Andi, sekalian gue juga makan bawaanya santi.
Canggung juga kalo kondisi cuma berdua sama santi gini, gak kayak dulu awal awal. Dia juga kebanyakan diemnya.
"san, lo masih suka ketemu akbar?" tanya gue, sekedar mau cairin suasana
"hmmm, udah gak pernah lagi den, lagian gue udah males ketemu dia" jawab santi "lo sendiri gimana? gak kangen keluarga den" tanyanya
"kangen banget san, tapi mau gimana lagi" jawab gue
"sekali kali pulang kek" kata santi
"gue belum bisa pulang san, gak mungkin gue balik kayak gini" kata gue
"emang kenapa?" lanjut santi
"belum siap saja san, gue masih merasa bersalah sama emak gue, gue gak bisa nurutin kemauan beliau" kata gue
"oo gitu, lo yang sabar ya den" kata santi
"iya, makasih san" kata gue
"emang lo gak ada niat lanjut kuliah den" kata santi
"masih belom san, ntar klo udah ada rezeki lebih" kata gue
"kelamaan lo, tar nambah tua" kata santi
"Sialan lo, lo kira gue udah tua apa" tanya gue
"iya, muka lo udah tua sih" kata santi sambil ketawa
"ini juga gara2 lo, ngasih kerjaan nyiksa mulu, makanya gue menderita" kata gue sebel.
"cieee, ngambek... lo klo ngambek cakep den, klo cemberut bibir lo seksi" kata santi
"sudah sini tak cipok" kata gue sambil mau nyosor dia.
"idih ogah" kata santi sambil menjauh, dia milih duduk jauh2an.
Cukup lama kita nunggu akhirnya Andi dateng, kebetulan dia bawa mobil.
"woi, dah lama nunggu?" tanya andi
"nggak juga, dasar kitanya aja yang kepagia" kata gue nyengir "Oh ya, sorry gue ajak santi ya" bisik gue ke Andi
"gak masalah, kebetulan gue juga ngajak siska tuh" katanya, gue memang gak terlalu merhatiin pas andi dateng, ternyata dia dateng sama siska, gue bener2 bengong dia beda banget sama siska yang gue kenal dulu, mungkin efek kuliah, jadi dia keliatan lebih cantik dan dewasa.
"haloo den, pa kabar lo" kata siska
"eeeh, baik sis, lo gimana?" tanya gue balik
"gue sehat kok" katanya
"oh ya, sis, kenalin nih, boss tempat gue kerja" kata gue sambil ngenalin santi ke siska.
"Cieee deni, lo gak dimana mana banyak cewek ya" kata siska
sumpah gue malu dnegernya.
"bukan sis, dia ini boss gue di tempat kerja" jelas gue
"halah, iya juga gak papa, gue gak akan lapor oca kok" katanya
"Udah ah, jalan yuk" potong andi
"iya, jalan yuk" kata gue, nyoba ngalihin omongan.
"kita naik mobil gue aja ya" kata andi
"gak papa kok, gue sama deni biar naik mobil gue" balas santi
"gak enak lah, biar semobil aja, sekalian ngobrol ngobrol" kata andi
"terserah lo deh" kata gue
"oke kalo gitu, kita ke puncak aja yuk, gue lagi pengen kesana" kata andi
"haaa, kata lo mau ke rumah lo" sela gue
"males gue, ngapain di rumah, bosen, lagian lagi ada ibu2 arisan" kata andi
"terserah lo deh, gue ikut, lo gimana san, bisa" tanya gue ke santi
"gue gak masalah, lagian gue juga udah lama gak kesana" kata santi
"oke, deal klo gitu, yuk cabut" kata andi
Kita langsung meluncur ke puncak, untungnya jalan gak terlalu macet, sepanjang perjalanan kita asik becanda, ketawa2, saling buka aib satu sama lain.
"Serius san, deni dulu doyan banget berantem" kata siska ditengah2 pembicaraan.
"masa, kayaknya dia kalem2 aja disini" kata santi
"heeem jinak dia disini, gue inget banget hari pertama sekolah dia udah ribut sama senior pas MOS, terus berantem sama anak kelas lain, banyak deh" cerita siska
"wah badung juga lo den dulu" kata santi
"biasa aja" kata gue lesu
mereka malah ketawa ngeliat ekspresi gue.
"den, oca kemaren nyariin lo" kata siska tiba tiba, gue langsung diem, gue sebenrnya belum mau nanyain masalah ini.
"oooo gitu" kata gue singkat
"kok cuma ooo gitu sih den, emang lo gak nyariin dia" kata siska
"nyariin sih, dulu" kata gue kaku
"emang sekarang gak lagi" kata siska
"gak taulah, bingung gue sis, gue belum mau mikirin kesitu dulu" kata gue
"ooo iya deh" kata siska
Gue liat santi sepertinya cuma diem aja, gue sebenernya pengen ngomong ke siska, gue kangen banget sis sama oca, tapi gak mungkin gue teriak disini kan.
Gak lama, andi markirin mobil ke salah satu pondokan.
"makan dulu yuk, lapa gue" kata andi
"makan apaan" kata siska
"sate kelinci" jawab andi
gue kaget juga dengernya, gue gak pernah makan gituan, gue malah takut makannya, binatang imut2 gitu masa disate. sayang banget.
kita pesen beberapa porsi, ternyata enak juga. hehehe, gue malah nambah.
heheheee..
Kita lanjutin perjalan ke puncak pas, akhirnya sampai juga, suasananya sejuk, bener2 fresh, gak beda sama pagaralam, bedanya klo pagaralam masih belum terlalu banyak akses, sangat berbeda sama puncak, udah banyak yang dagang.
Andi sepertinya lagi asik sama siska berdua, santi deketin gue,
"ngapain lo den" tanya santi
"gak lagi ngapain, lagi menikmati aja" kata gue
"ooo, den, gue mau nanya boleh gak" tanya santi
"halah lo, kayak apaan aja, biasanya juga asal nyeplos" kata gue
"hehehe, hubungan lo sama oca emang udah sejauh mana den" tanya santi, gue diem beberapa saat, gue juga gak tau hubungan gue sama oca sejauh mana, kita gak pernah jadian malah.
"kita cuma temen sab, gak lebih" kata gue
"masak, tapi tadi klo gue denger dari siska kayaknya lo ada hubungan spesial gitu" kata santi
"gak ada sih, cuma temen deket aja, gak ada hubungan lebih" kata gue
"emang kalian gak pacaran" tanya santi lagi
"nggak, kita gak pernah pacaran sama sekali" kata gue
"oooo, emang oca orangnya gimana?" tanya santi
gue merenung sesaat, gue inget lagi kenangan2 gue sama dia,
"dia baik, cantik, manja" kata gue sebisa mungkin terdengar biasa, padahal gue lagi bener2 kangen dia. setelah sekian lama gue coba lupain dia, enatah hari ini gue malah tambah sayang dia.
"oooo, cantikan mana sama gue" tanya santi
"klo cantik itu relatif san, menurut gue lo cantik, cantik banget malah" kata gue, "tapi klo jelek itu mutlak" lanjut gue, nyoba becanda.
"sialan lo, gue nanya serius bego" kata santi sambil mukul gue
"iya san, lo cantik banget, sumpah, cuma cowok bego yang gak suka sama lo" kata gue
"artinya lo bego dong, lo kan gak suka gue" kata santi, jleeeeb, pernyataan salah dari mulut gue, gue salah tingkah.
"udah ah, ngomongin apaan lo" kata gue, coba cari alasan.
"den, klo seumpamanya lo ketemu lagi sama oca, kira kira kalian bakal jadian gak" kata santi
"gak bakal san" kata gue
"lho kenapa?" tanya santi
"Jujur san, gue sayang sama dia, gue juga tau dia juga sayang gue, malah dia sudah nyatain ke gue, sering banget malah, tapi ada hal yang sangat prinsipel yang buat gue gak mau lanjutin hubungan lebih jauh sama dia, gue udah ngomong ke dia, sampai masalah itu selesai kita gak akan jadian, klo liat dari kondisi gue sekarang, sangat gak mungkin gue jadian sama dia" jelas gue
"ooo gitu ya, artinya kalau masalahnya udah selesai lo mau jadian sama dia" tanya santi
"gak tau juga, lagian menurut gue, gak penting jadian atau nggak, cukup kita saling tau kalau kita saling sayang udah cukup bagi gue, pacaran cuma sekedar status san, gak terlalu penting bagi gue, yang terpenting adalah gue mampu beri rasa sayang gue ke dia secara utuh dan dia sebaliknya, udah titik" kata gue " dan sayangnya saat itu gue gak bisa kasih sayang gue ke dia secara utuh" lanjut gue
"Maksud lo, kenapa gak bisa" tanya santi
"gini san, disaat yang bersaam gue juga punya perasaan yang sama ke cewek lain, klo disuruh milih gue gak bisa milih, mereka berdua sempurna bagi gue" kata gue
"oca tau klo lo suka sama cewek lain" tanya santi
"tau, tau banget malah, kita bertiga sering jalan bareng, mereka juga tau perasaan mereka masing2 ke gue" kata gue " gue bingung kok mereka mau diginiin sama gue, padahal banyak yang suka sama mereka san" lanjut gue
"itulah perempuan den, dengan segala kekurangan dan kelebihannya, mereka bisa nahan sakit asal lo seneng den" kata santi
"gue jahat ya san, jahat banget" kata gue
"lo gak jahat den, lo terlalu baik bagi mereka, itulah sebabnya mereka gak mau kehilangan lo, mereka relain rasa sakit mereka asal bisa sama lo den, gue salut sama mereka, perempuan2 kuat" kata santi
"klo diposisi mereka gimana san" kata gue
"gue pasti lakuin hal yang sama den, demi orang yang gue sayangi" kata santi
gue diem, gue resapi semua yang diucapin santi. cukup lama gue diem.
sampai saat andi dateng nyamperin kita.
"woiii, pada bengong, nih jagung, enak, mumpung anget" kata andi sambil ngasihin kita jagung, suasana yang awalnya dingin menjadi lebih hangat disertai tawa kita masing masing.
Kita muter muter, gak berasa hari udah mulai gelap.
"hei, balik yuk, biar gak terlalu malem kita sampe, paling jam 12an kita sampe rumah" ajak andi
"oke bos" kata gue
Diperjalanan karena kondisi kita udah mulai capek, terutama yang cewek, mereka udah pada tidur. gue sebenernya ngantuk, tapi gak enak kalo gue tidur juga, gue harus nemenin andi.
"den, enak ya jadi lo, diamna mana cewek cantik" kata andi sambil nyengir
"apaan sih lo, yang enak tu lo, udah tajir, hidup lo santai, pacar lo juga cantik tuh" kata gue nyengir.
Kita becanda becanda, mengingat masa lalu, sambil ngilangin ngantuk.
Kita udah masuk jakarta,
gue minta andi nganterin santi pertama, mobilnya di tempat gue, tar diambil besok, gue gak enak sama papa nya, takut dicariin, walaupun tadi santi udah nelpon.
setelah santi sampai, siska juga udah bangun.
Kita lanjutin perjalanan, nganter gue.
"Den, lo sama santi gak ada hubungan apa apa kan" tanya siska
"gak ada sis, cuma temen" kata gue
"ooo, bagus deh, den ada yang mau bicara sama lo nih" kata siska,
"siapa?" kata gue
"oca, tadi gue sempet kasih tau dia kita jalan bareng, dia langsung nelpon dari ausi, gue bilang tar aja, gue kabarin klo lo udah sendiri" kata siska
"oooo, mana" kata gue
"bentar lagi" jawab siska, gak lama hp siska berdering, "nih" kata siska, sambil ngasihin hp dia
gue denger suara diujung handphone, suara yang sangat khas.
"haloo" kata nya pelan, gue diem, gak masih gak bisa bayangin masih bisa denger suara dia.
"ha..haloo" jawab gue gagap
"den, apa kabar kamu" kata oca di ujung HP
"baik ca, kamu?" tanya gue balik
"alhamdulillah, aku juga baik" katanya
"Den, maafin aku ya" kata oca
"maaf untuk apa ca" kata gue
"maafin aku karena waktu itu pergi gak bilang bilang kamu" kata oca
"emang kenapa ca?" kata gue
"aku takut den, takut gak bisa jauh dari kamu" katanya
"heeem, yaudah gak papa ca, aku gak ada hak buat larang kamu" kata gue
"makasih ya, kamu di jakarta gimana? betah?" kata oca
"yah begitulah ca, sejauh ini betah" kata gue
"aku denger dari siska katanya gak kuliah ya" kata oca
"nggak ca, aku kerja disini" jawab gue
"usahain kuliah den" kata oca, sehari ini sudah 2 orang nyuruh gue kuliah "gimana kamu mau nepatin janji kamu ke aku klo kmu gak kuliah, gimana kamu mau sukses kalo gitu" kata oca, cerewatnya mulai.
"iya, iya, nanti kalo aku ada waktu pas aku kuliah ya" kata gue
"gitu dong... aku kangen kamu den" tiba tiba oca ngomong gitu
"aku juga ca" kata gue
"yaudah klo gitu, kamu sehat sehat disana ya, jangan lupa makan, jangan suka berantem, jangan lupa sholat" kata oca.
"iyaa, terus jangan lupa apa lagi" kata gue
"jangan lupain aku" kata oca, sambil ketawa.
"iyaaa" jawab gue
"oh ya, kamu ada nomor hp gak?" kata oca
"gak ada, belum ada hp" kata gue nyengir.
"heeem, beli dong, katanya udah kerja" kata oca
"sayang ,duitnya buat kuliah" kata gue, sambil ketawa
"halah, yaudah klo gitu, nanti klo aku mau ngomong aku buat schedule ke siska" kata oca
"ya ampuun, ngerepotin ya" kata gue
"yeee, mau gimana lagi, kamu gak ada hp, kamu pikir aku mau apa" kata oca nyerocos
"iya iyaa, terserah kamu lah" kata gue
"gitu dong, yaudah , klo udah sampe langsung tidur, terus jangan genit2 sama santi" kata oca, jleeeb, nusuk banget perkataan oca.
"iyaaa, tenang aja" kata gue
"dadah deni, I love you" kata oca, kata yang udah lama gak gue denger dari dia
"I Love you too" jawab gue singkat, dan panggilan terputus.
Gue gak sadar, ternyata gue udah sampe,
"eh bukannya bilang kalo udah sampe" kata gue
"lo lagi asik pacaran" kata siska, andi cuma nyengir
"hehehee, yaudah, gue masuk ya, makasih buat hari ini" kata gue
"iya, sama sama, laen kali kita jalan lagi" kata andi
"siap, kalian langsung balik jangan mampir kemana mana, bahaya si andi klo lagi kumat" kata gue
"sialan lo" kata andi, "dah, gue balik" kata andi, gue cuma melambai.
Andi memacu mobilnya.
Gue bener2 seneng hari ini, gue udah bisa denger suara oca lagi, gue tau dia masih sayang gue. tapi entah kenapa, pikiran gue tentang oca, cuma sekilas, wajah oca tergantikan sama wajah santi, ucapan2 santi ke gue pas di puncak, selalu berulang. Apakah dari ucapan dia, bahwa pertanda kalo dia juga suka gue.
Hanya tuhan dan dia yang tahu.
"Siapa tu cep, pagi pagi, buka gih" kata gue
"males ah, palingan anak iseng" kata cecep
"ah lo, bilang aja lo males" jawab gue sebel, gue berdiri dan liat kebawah dari jendela lantai 2, ternyata Santi, gue liat jam tangan ternyata masih jam 6.30.
"Kepagian San, gue belom mandi, balik 2 Jam lagi" teriak gue dari atas
"Ogah ah, bukain gih, tar gue diculik orang" kata Santi
"iya bawel, tunggu" bales gue
"cep, boss lo dibawah tu, lo bukain, gue mau mandi dulu" kata gue
"siapa?" kata cecep
"buka aja, bawel ah" lanjut gue, gue langsung masuk kamar mandi.
Gue mandi sekitar 15menitan, setelah selesai gue langsung ganti pakaian, Santi udah nunggu dibawah.
"Gila lo pagi bener, gue laper, belom sarapan" kata gue
"gue tau, makanya lo udah gue bawain makanan, tuh" kata santi sambil nunjuk bungkusan diatas meja.
"Cecep gak lo bawain, kejem lo" kata gue
"udah kali, dia malah udah ngacir entah kemana" kata santi
"haaa, kemana dia?" kata gue
"gak tau, habis makan tadi langsung cabut pake motornya" kata santi
"oooo, terus mau ngapain kita, Andi baru dateng mungkin jam setengah 9 nanti" tanya gue
"heheheee, gak tau" jawab santi nyengir.
"sialan lo, tau tadi gue tidur lagi" kata gue sebel.
"hehehee, udah duduk didepan aja yuk" kata santi
"terserah lo" kata gue
Kita duduk didepan sambil nungguin Andi, sekalian gue juga makan bawaanya santi.
Canggung juga kalo kondisi cuma berdua sama santi gini, gak kayak dulu awal awal. Dia juga kebanyakan diemnya.
"san, lo masih suka ketemu akbar?" tanya gue, sekedar mau cairin suasana
"hmmm, udah gak pernah lagi den, lagian gue udah males ketemu dia" jawab santi "lo sendiri gimana? gak kangen keluarga den" tanyanya
"kangen banget san, tapi mau gimana lagi" jawab gue
"sekali kali pulang kek" kata santi
"gue belum bisa pulang san, gak mungkin gue balik kayak gini" kata gue
"emang kenapa?" lanjut santi
"belum siap saja san, gue masih merasa bersalah sama emak gue, gue gak bisa nurutin kemauan beliau" kata gue
"oo gitu, lo yang sabar ya den" kata santi
"iya, makasih san" kata gue
"emang lo gak ada niat lanjut kuliah den" kata santi
"masih belom san, ntar klo udah ada rezeki lebih" kata gue
"kelamaan lo, tar nambah tua" kata santi
"Sialan lo, lo kira gue udah tua apa" tanya gue
"iya, muka lo udah tua sih" kata santi sambil ketawa
"ini juga gara2 lo, ngasih kerjaan nyiksa mulu, makanya gue menderita" kata gue sebel.
"cieee, ngambek... lo klo ngambek cakep den, klo cemberut bibir lo seksi" kata santi
"sudah sini tak cipok" kata gue sambil mau nyosor dia.
"idih ogah" kata santi sambil menjauh, dia milih duduk jauh2an.
Cukup lama kita nunggu akhirnya Andi dateng, kebetulan dia bawa mobil.
"woi, dah lama nunggu?" tanya andi
"nggak juga, dasar kitanya aja yang kepagia" kata gue nyengir "Oh ya, sorry gue ajak santi ya" bisik gue ke Andi
"gak masalah, kebetulan gue juga ngajak siska tuh" katanya, gue memang gak terlalu merhatiin pas andi dateng, ternyata dia dateng sama siska, gue bener2 bengong dia beda banget sama siska yang gue kenal dulu, mungkin efek kuliah, jadi dia keliatan lebih cantik dan dewasa.
"haloo den, pa kabar lo" kata siska
"eeeh, baik sis, lo gimana?" tanya gue balik
"gue sehat kok" katanya
"oh ya, sis, kenalin nih, boss tempat gue kerja" kata gue sambil ngenalin santi ke siska.
"Cieee deni, lo gak dimana mana banyak cewek ya" kata siska
sumpah gue malu dnegernya.
"bukan sis, dia ini boss gue di tempat kerja" jelas gue
"halah, iya juga gak papa, gue gak akan lapor oca kok" katanya
"Udah ah, jalan yuk" potong andi
"iya, jalan yuk" kata gue, nyoba ngalihin omongan.
"kita naik mobil gue aja ya" kata andi
"gak papa kok, gue sama deni biar naik mobil gue" balas santi
"gak enak lah, biar semobil aja, sekalian ngobrol ngobrol" kata andi
"terserah lo deh" kata gue
"oke kalo gitu, kita ke puncak aja yuk, gue lagi pengen kesana" kata andi
"haaa, kata lo mau ke rumah lo" sela gue
"males gue, ngapain di rumah, bosen, lagian lagi ada ibu2 arisan" kata andi
"terserah lo deh, gue ikut, lo gimana san, bisa" tanya gue ke santi
"gue gak masalah, lagian gue juga udah lama gak kesana" kata santi
"oke, deal klo gitu, yuk cabut" kata andi
Kita langsung meluncur ke puncak, untungnya jalan gak terlalu macet, sepanjang perjalanan kita asik becanda, ketawa2, saling buka aib satu sama lain.
"Serius san, deni dulu doyan banget berantem" kata siska ditengah2 pembicaraan.
"masa, kayaknya dia kalem2 aja disini" kata santi
"heeem jinak dia disini, gue inget banget hari pertama sekolah dia udah ribut sama senior pas MOS, terus berantem sama anak kelas lain, banyak deh" cerita siska
"wah badung juga lo den dulu" kata santi
"biasa aja" kata gue lesu
mereka malah ketawa ngeliat ekspresi gue.
"den, oca kemaren nyariin lo" kata siska tiba tiba, gue langsung diem, gue sebenrnya belum mau nanyain masalah ini.
"oooo gitu" kata gue singkat
"kok cuma ooo gitu sih den, emang lo gak nyariin dia" kata siska
"nyariin sih, dulu" kata gue kaku
"emang sekarang gak lagi" kata siska
"gak taulah, bingung gue sis, gue belum mau mikirin kesitu dulu" kata gue
"ooo iya deh" kata siska
Gue liat santi sepertinya cuma diem aja, gue sebenernya pengen ngomong ke siska, gue kangen banget sis sama oca, tapi gak mungkin gue teriak disini kan.
Gak lama, andi markirin mobil ke salah satu pondokan.
"makan dulu yuk, lapa gue" kata andi
"makan apaan" kata siska
"sate kelinci" jawab andi
gue kaget juga dengernya, gue gak pernah makan gituan, gue malah takut makannya, binatang imut2 gitu masa disate. sayang banget.
kita pesen beberapa porsi, ternyata enak juga. hehehe, gue malah nambah.
heheheee..
Kita lanjutin perjalan ke puncak pas, akhirnya sampai juga, suasananya sejuk, bener2 fresh, gak beda sama pagaralam, bedanya klo pagaralam masih belum terlalu banyak akses, sangat berbeda sama puncak, udah banyak yang dagang.
Andi sepertinya lagi asik sama siska berdua, santi deketin gue,
"ngapain lo den" tanya santi
"gak lagi ngapain, lagi menikmati aja" kata gue
"ooo, den, gue mau nanya boleh gak" tanya santi
"halah lo, kayak apaan aja, biasanya juga asal nyeplos" kata gue
"hehehe, hubungan lo sama oca emang udah sejauh mana den" tanya santi, gue diem beberapa saat, gue juga gak tau hubungan gue sama oca sejauh mana, kita gak pernah jadian malah.
"kita cuma temen sab, gak lebih" kata gue
"masak, tapi tadi klo gue denger dari siska kayaknya lo ada hubungan spesial gitu" kata santi
"gak ada sih, cuma temen deket aja, gak ada hubungan lebih" kata gue
"emang kalian gak pacaran" tanya santi lagi
"nggak, kita gak pernah pacaran sama sekali" kata gue
"oooo, emang oca orangnya gimana?" tanya santi
gue merenung sesaat, gue inget lagi kenangan2 gue sama dia,
"dia baik, cantik, manja" kata gue sebisa mungkin terdengar biasa, padahal gue lagi bener2 kangen dia. setelah sekian lama gue coba lupain dia, enatah hari ini gue malah tambah sayang dia.
"oooo, cantikan mana sama gue" tanya santi
"klo cantik itu relatif san, menurut gue lo cantik, cantik banget malah" kata gue, "tapi klo jelek itu mutlak" lanjut gue, nyoba becanda.
"sialan lo, gue nanya serius bego" kata santi sambil mukul gue
"iya san, lo cantik banget, sumpah, cuma cowok bego yang gak suka sama lo" kata gue
"artinya lo bego dong, lo kan gak suka gue" kata santi, jleeeeb, pernyataan salah dari mulut gue, gue salah tingkah.
"udah ah, ngomongin apaan lo" kata gue, coba cari alasan.
"den, klo seumpamanya lo ketemu lagi sama oca, kira kira kalian bakal jadian gak" kata santi
"gak bakal san" kata gue
"lho kenapa?" tanya santi
"Jujur san, gue sayang sama dia, gue juga tau dia juga sayang gue, malah dia sudah nyatain ke gue, sering banget malah, tapi ada hal yang sangat prinsipel yang buat gue gak mau lanjutin hubungan lebih jauh sama dia, gue udah ngomong ke dia, sampai masalah itu selesai kita gak akan jadian, klo liat dari kondisi gue sekarang, sangat gak mungkin gue jadian sama dia" jelas gue
"ooo gitu ya, artinya kalau masalahnya udah selesai lo mau jadian sama dia" tanya santi
"gak tau juga, lagian menurut gue, gak penting jadian atau nggak, cukup kita saling tau kalau kita saling sayang udah cukup bagi gue, pacaran cuma sekedar status san, gak terlalu penting bagi gue, yang terpenting adalah gue mampu beri rasa sayang gue ke dia secara utuh dan dia sebaliknya, udah titik" kata gue " dan sayangnya saat itu gue gak bisa kasih sayang gue ke dia secara utuh" lanjut gue
"Maksud lo, kenapa gak bisa" tanya santi
"gini san, disaat yang bersaam gue juga punya perasaan yang sama ke cewek lain, klo disuruh milih gue gak bisa milih, mereka berdua sempurna bagi gue" kata gue
"oca tau klo lo suka sama cewek lain" tanya santi
"tau, tau banget malah, kita bertiga sering jalan bareng, mereka juga tau perasaan mereka masing2 ke gue" kata gue " gue bingung kok mereka mau diginiin sama gue, padahal banyak yang suka sama mereka san" lanjut gue
"itulah perempuan den, dengan segala kekurangan dan kelebihannya, mereka bisa nahan sakit asal lo seneng den" kata santi
"gue jahat ya san, jahat banget" kata gue
"lo gak jahat den, lo terlalu baik bagi mereka, itulah sebabnya mereka gak mau kehilangan lo, mereka relain rasa sakit mereka asal bisa sama lo den, gue salut sama mereka, perempuan2 kuat" kata santi
"klo diposisi mereka gimana san" kata gue
"gue pasti lakuin hal yang sama den, demi orang yang gue sayangi" kata santi
gue diem, gue resapi semua yang diucapin santi. cukup lama gue diem.
sampai saat andi dateng nyamperin kita.
"woiii, pada bengong, nih jagung, enak, mumpung anget" kata andi sambil ngasihin kita jagung, suasana yang awalnya dingin menjadi lebih hangat disertai tawa kita masing masing.
Kita muter muter, gak berasa hari udah mulai gelap.
"hei, balik yuk, biar gak terlalu malem kita sampe, paling jam 12an kita sampe rumah" ajak andi
"oke bos" kata gue
Diperjalanan karena kondisi kita udah mulai capek, terutama yang cewek, mereka udah pada tidur. gue sebenernya ngantuk, tapi gak enak kalo gue tidur juga, gue harus nemenin andi.
"den, enak ya jadi lo, diamna mana cewek cantik" kata andi sambil nyengir
"apaan sih lo, yang enak tu lo, udah tajir, hidup lo santai, pacar lo juga cantik tuh" kata gue nyengir.
Kita becanda becanda, mengingat masa lalu, sambil ngilangin ngantuk.
Kita udah masuk jakarta,
gue minta andi nganterin santi pertama, mobilnya di tempat gue, tar diambil besok, gue gak enak sama papa nya, takut dicariin, walaupun tadi santi udah nelpon.
setelah santi sampai, siska juga udah bangun.
Kita lanjutin perjalanan, nganter gue.
"Den, lo sama santi gak ada hubungan apa apa kan" tanya siska
"gak ada sis, cuma temen" kata gue
"ooo, bagus deh, den ada yang mau bicara sama lo nih" kata siska,
"siapa?" kata gue
"oca, tadi gue sempet kasih tau dia kita jalan bareng, dia langsung nelpon dari ausi, gue bilang tar aja, gue kabarin klo lo udah sendiri" kata siska
"oooo, mana" kata gue
"bentar lagi" jawab siska, gak lama hp siska berdering, "nih" kata siska, sambil ngasihin hp dia
gue denger suara diujung handphone, suara yang sangat khas.
"haloo" kata nya pelan, gue diem, gak masih gak bisa bayangin masih bisa denger suara dia.
"ha..haloo" jawab gue gagap
"den, apa kabar kamu" kata oca di ujung HP
"baik ca, kamu?" tanya gue balik
"alhamdulillah, aku juga baik" katanya
"Den, maafin aku ya" kata oca
"maaf untuk apa ca" kata gue
"maafin aku karena waktu itu pergi gak bilang bilang kamu" kata oca
"emang kenapa ca?" kata gue
"aku takut den, takut gak bisa jauh dari kamu" katanya
"heeem, yaudah gak papa ca, aku gak ada hak buat larang kamu" kata gue
"makasih ya, kamu di jakarta gimana? betah?" kata oca
"yah begitulah ca, sejauh ini betah" kata gue
"aku denger dari siska katanya gak kuliah ya" kata oca
"nggak ca, aku kerja disini" jawab gue
"usahain kuliah den" kata oca, sehari ini sudah 2 orang nyuruh gue kuliah "gimana kamu mau nepatin janji kamu ke aku klo kmu gak kuliah, gimana kamu mau sukses kalo gitu" kata oca, cerewatnya mulai.
"iya, iya, nanti kalo aku ada waktu pas aku kuliah ya" kata gue
"gitu dong... aku kangen kamu den" tiba tiba oca ngomong gitu
"aku juga ca" kata gue
"yaudah klo gitu, kamu sehat sehat disana ya, jangan lupa makan, jangan suka berantem, jangan lupa sholat" kata oca.
"iyaa, terus jangan lupa apa lagi" kata gue
"jangan lupain aku" kata oca, sambil ketawa.
"iyaaa" jawab gue
"oh ya, kamu ada nomor hp gak?" kata oca
"gak ada, belum ada hp" kata gue nyengir.
"heeem, beli dong, katanya udah kerja" kata oca
"sayang ,duitnya buat kuliah" kata gue, sambil ketawa
"halah, yaudah klo gitu, nanti klo aku mau ngomong aku buat schedule ke siska" kata oca
"ya ampuun, ngerepotin ya" kata gue
"yeee, mau gimana lagi, kamu gak ada hp, kamu pikir aku mau apa" kata oca nyerocos
"iya iyaa, terserah kamu lah" kata gue
"gitu dong, yaudah , klo udah sampe langsung tidur, terus jangan genit2 sama santi" kata oca, jleeeb, nusuk banget perkataan oca.
"iyaaa, tenang aja" kata gue
"dadah deni, I love you" kata oca, kata yang udah lama gak gue denger dari dia
"I Love you too" jawab gue singkat, dan panggilan terputus.
Gue gak sadar, ternyata gue udah sampe,
"eh bukannya bilang kalo udah sampe" kata gue
"lo lagi asik pacaran" kata siska, andi cuma nyengir
"hehehee, yaudah, gue masuk ya, makasih buat hari ini" kata gue
"iya, sama sama, laen kali kita jalan lagi" kata andi
"siap, kalian langsung balik jangan mampir kemana mana, bahaya si andi klo lagi kumat" kata gue
"sialan lo" kata andi, "dah, gue balik" kata andi, gue cuma melambai.
Andi memacu mobilnya.
Gue bener2 seneng hari ini, gue udah bisa denger suara oca lagi, gue tau dia masih sayang gue. tapi entah kenapa, pikiran gue tentang oca, cuma sekilas, wajah oca tergantikan sama wajah santi, ucapan2 santi ke gue pas di puncak, selalu berulang. Apakah dari ucapan dia, bahwa pertanda kalo dia juga suka gue.
Hanya tuhan dan dia yang tahu.