Dia... Dia... Dia... Sempurna (Reborn) - Part 68

"Syah" satu kata yang sangat berarti bagi gue, gue tersenyum. Gue kembali mengingat kejadian di Bulan November 2011, dimana pertemuan kembali gue sama Oliv di Jakarta.

BACK Ke November 2011.
Setelah pertemuan gue dengan Oliv di Jakarta, hubungan gue dengannya terbilang sangat Intens, hal iin menyebabkan gue sedikit bisa melupakan kepergian Oca didalem hati gue berpikir Do'a Oca terkabul, gue gak perlu nyariin oliv, tuhan yang mepertemukan kita diwaktu dan tempat yang gak pernah kita kira, rencanan tuhan memang sempurna.

Setiap hari kita selalu komunikasi baik itu via telpon, sms ataupun open cam. Gak berasa sudah mau masuk akhir tahun.
"Yank kita akhir tahun liburan bareng yuk" pinta oliv
"Kemana liv" jawab gue
"Kalo ke jogja aja gimana" pintanya
"yah itu sama aja nganter kamu pulang kampung" jawab gue
"ihh, gak papa kali, sekalian kan" katanya
"yaudah, nanti aku atur jadwalnya" kata gue
"yeyeyeyee, asik" kata oliv manja kayak anak kecil.
"jangan seneng dulu, kalo jadwalnya gak ada gimana" kata gue
"yah gak mau tau, pokoknya harus" katanya maksa
"kamu gak berubah ya, klo sudah maksa" kata gue
Dia tertawa, percakapan kita berlanjut dari rencana nanti pas liburan nanti, dia nyerocos semaunya dia, gue cuma bisa mengiyakan.

Kebetulan saat itu tanggal 31 Desember di Hari sabtu, jadi gue hanya perlu nambah cuti dua hari di tanggal 2-3 Januari saja. Tanggal 30 Gue berangkat ke Jakarta Pakai penerbangan terakhir. Sampai di Bandara Oliv sudah nunggu gue di pintu kedatangan, dia tersenyum sangat cantik, dengan rambut terurai, kacamata kecil yang selalu dia pakai, paduan jeans dan cardigan biru muda yang dia pakai membuat dia terlihat bertambah canti.
"Hai yank, aku kangen" katanya langsung meluk gue, karena tingginya gak kayak gue jadi dia meluk pinggan gue.
"udah ah malu" jawab gue
"bodo' " jawabnya manja
kita jalan ke Parkiran sambil dia gak pernah ngelepas rangkulan tanggannya dipinggan gue.
"yank, kamu cuma bawa barang segini" katanya sambil ngeliat ransel gue yang gak terlalu besar
"iya, ngapain banyak-banyak repot" kata gue "eh kita kemana nih" tanya gue
"kita nginep di hotel deket sini aja ya, soalnya besok kan kita penerbangan pagi, klo balik ke rumah takutnya telat" kata oliv, gue manggut aja. Karena memang tiket kita untuk ke jogja pake penerbangan pertama.

Perjalanan ke hotel gak terlalu jauh, karena lokasinya memang sangat dekat dengan bandara
"aku biasanya nginep disini yank" kata oliv
"sama siapa hayo" tanya gue
"yeee, sendiri la yank, aku suka bangun kesiangan jadi klo mau ke jogja ya harus kayak gini" katanya
"dasar kebo" canda gue
Sesampainya di lobi hotel kita langsung ke resepsionis,
"Mbak, saya sudah book atas nama oliv" kata oliv
"Mohon ditunggu sebentar ya bu" jawab resepsionis perempuan "ada bu, atas nama oliv untuk satu malam" katanya
"tapi mohon maaf bu, untuk twin bed nya sudah full jadi yang tersisa tinggal satu king bed, bagaimana" tanya resepsionis, waduh kacau nih pikir gue, gak mungkin kita seranjang.
"yaudah mbak gak papa" senyum oliv, gue colek dia, oliv senyum
"Maaf mbak, ada kamar lain yang kosong" sela gue
"maaf Pak untuk saat ini seluruh kamar sudah penuh" jawabnya, mampus gue.
"yaudah mbak gak papa satu kamar aja" lanjut oliv, dia kembali senyum ke gue, setelah menerima kunci kita langsung menuju kamar.

"Kamu ngapain yank pake acara mau pesen kamar satu lagi" kata oliv
"yah liv, kita belum nikah, takut gue" jawab gue
"takut apaan, bukannya juga sudah pernah seranjang kita" jawab oliv senyum
"dulu itu bertiga liv, dan gue lagi sakit" kata gue
"terus sekarang kenapa, lagian ya yank, kamu jangan ke Geeran ya, kamu tidur di sofa aku diranjang" kata oliv sambil njulurkan lidah, gue cuma bisa diem.

"nih bantal, tu sofa kamu tidur disana" kata oliv, gue cuma bisa nurut
"mukanya gak usah gitu juga kali, kalo gak mau yaudah sini" kata oliv senyum sambil nyuruh gue naik ke ranjang
"ogah" jawab gue sambil berbaring miring membelakangi dia
"yeee, gitu doang ngambek, yaudah klo gak mau" katanya
Karena memang gue sudah sangat capek, gue langsung terlelap dan gak berasa alarm HP gue bunyi pertanda sudah masuk subuh.
Gue bangun, gue natap wajah oliv yang lagi tidur, dia tidur sangat nyenyak. Gue coba bangunin dia
"liv, bangun liv, subuhan" kata gue, dia masih gak bergeming,gue goyang - goyang badannya akhirnya dia sedikit buka matanya
"subuhan yuk" ajak gue, dia gak jawab dia cuma menyilangkan kedua telunjuknya yang artinya dia sedang ada tamu bulanan.

Paginya setelah sarapan kita langsung ke bandara, gak lama nunggu kita pangsung terbang ke jogja, sepanjang perjalanan oliv asik cerita sama gue
"kamu kok gak ada diemnya ya liv" kata gue
"hehehee" dia nyengir "aku pengen bayar waktu kita yang terbuang pas aku pindah yank, jadi aku pengen puas - puasin cerita semuanya" kata oliv senyum
"oooo" jawab gue singkat
"kenapa, kamu bosen" kata oliv cemberut
"bukan gitu liv, kesian sama yang ini" bisik gue sambil nunjuk penumpang disebelah gue (kebetulan gue duduk ditengah dan oliv dijendela) matanya antara mau mejem atau melek dengan mulup mangap. Oliv tersenyum sambil nutup mulutnya.

Sesampainya di Bandara kita dijemput oleh Ajudan Papanya oliv
"maaf mbak, Bapak gak bisa jemput karena sedang ada kerjaan" katanya
"iya pak gak papa" katanya, kita langsung masu ke mobil
"kamu yakin aku gak papa nginep dirumahmu" kata gue
"gak papa kali yank, lagian semua orang rumah kenal sama kamu" katanya
"kan gak pernah nginep juga kali liv" kata gue
"gak papa, tenang aja" katanya
Sesampai dirumah oliv, kita langsung disambut mama nya. Oliv meluk mamanya, gue salim ke mama nya.
"wah kamu berubah ya den, lebih gagah" kata mama nya
"ah gak seberapa kok tante, tante malah tambah cantik" canda gue
"cantikan mana sama aku" sela oliv
"cantikan tante lah" jawab gue,
"iya cantikan mama, klo aku kan cantik banget" katanya, gue cuma senyum
"yaudah ah masuk" ajak mama oliv
"liv, kamu anter gih deni ke kamar Rangga" kata mama oliv
"emangnya rangga nya gak ada tan" kata gue
"dia setelah nikah tinggal sama keluarganya di Magelang, palingan kesini sebulan sekali jadi kamarnya kosong, kamu bisa pake" kata mama oliv
"oo gitu, terima kasih banyak nih tan, jadi ngerepotin" kata gue
"jangan sungkan sungkan den, kamu sudah kayak keluarga sendiri" kata mama oliv

Setelah masukin ransel gue ke kamar, oliv manggil gue, "yuk jalan" katanya
"sekarang" kata gue
"yah kapan lagi, kan kamu gak lama disini" jawab oliv, gue langsung siap siap
"kita naik motor aja ya, repot bawa mobil" kata oliv
"emang ada" kata gue
"ada, tadi aku sudah pinjem motornya mas sugeng" katanya (mas sugen itu tukang kebunya oliv, dia dan istrinya kerja dirumah oliv)
"oo yuk" kata gue, setelah dia duduk dibelakang "kemana" tanya gue
"Gunung kidul" jawab oliv
"emang ada apaan disana" tanya gue, karena gue sama sekali gak pernah kesini.
"banyak sayang, banyak pantai yang bagus, terus banyak gua - gua yang keren" jawab oliv

Jarak Jogja - gunung kidul lumayan jauh hampir 40km lebih, sekitar 40menit kita sampai, sepanjang hari sampai kita main dipantai, pantai - pantainya memang indah, sorenya kita menelusuri gua yang ada disana.
Malem sekitar jam 8 kita balik ke rumah, dirumah sudah ada papa oliv, gue ngobrol sama papa oliv, dia banyak menanyakan tentang kerjaan gue, tentang keseharian gue sampai akhirnya oliv nimbrung.
"Pah, mau sampai kapan ngobrolnya" kata oliv manyun "Oliv ngajak deni kesini buat liburan, bukan buat nyariin temen papa ngobrol" lanjut oliv
"kamu ya, kan papa sudah lama gak ketemu deni, banyak yang pengen di omongin" jawab papa oliv
"bodo' ah, yuk yank kita jalan, kita ke alun alun yuk, liat kembang api" ajak oliv, gue liat ke papa oliv, dan dia senyum sambil manggut itu kode kalau papanya ngizinin
"kami pergi dulu om" kata gue
"yaudah hati - hati,jalannya macet" jawab papa oliv

Kita langsung jalan ke alun alun, dia ngajakin gue keliling, maen sepeda tandem, mobil gowes dan macem macem.
"nih kata oliv" sambil ngasih sapu tangan ke gue "tutup mata pake ini, terus jalan kesana lewati beringin itu" kata oliv, ini nginetin gue pas gue dulu ngeliat oliv lagi sama pacarnya, hal yang membuat suasana hati gue lagi drop, pikiran gue sudah macem macem, jangan jangan perlakuan oliv dulu juga gini pas sama pacarnya, jujur gue cemburu. Apakah mereka juga pernah ke kidul, main ke pantai bareng masuk gua bareng, pikiran - pikiran yang mau gue coba singkirin tapi gak pernah bisa saat itu.
"aku gak percaya yang giniian liv" tolak gue, bukan karena gue gak mau, tapi karena gue gak suka ngelakuin hal yang sama yang pernah mereka lakuin, hal yang membuat hati gue jadi panas.
"yah kamu gitu" katanya, gue cuma bales senyum "kita makan aja yuk" ajak gue, bukan karena gue lapar tetapi sekedar biar dia gak maksa gue
"kamu lapar" katanya
"banget" jawab gue sambil megang perut
"yaudah, kesana yuk" ajaknya sambil nunjuk setu tempat makan, pikiran gue kembali terusik jangan jangan ini tempat dia biasa makan malem.
Sialan, malem ini gue bener bener terbakar, pikiran gue sudah ngaco, dari hal kecil sampe hal yang lebih diluar nalar gue, mereka ngapain aja selama pacaran? apakah mereka pernah ciuman? apakah mereka pernah seranjang bareng? Pokoknya bener bener kacau gue malem itu.