CHAPTER 2
Gini nih, kalo double job, mau gak mau di kerjain, setelah sohib gue selesai dengan curhatnya dan balik gitu aja, gue harus melanjutkan rutinitas selanjutnya ngamen di hotel yang berada di kuta bali, kira2 seperti itulah double NGA, NGAntor dan NGAmen.
Cewek tadi siang!?? Pandangan gue tertuju pada seorang cewek yang pernah gue lihat sebelumnya.
Lagi2 dia naikin motor gue!? Ampun! Batin gue. Ko bisa ada si kunti itu lagi di sini!? Dan kali ini dia lekas sadar dari kesalahannya dan bangkit berdiri dari motor gue, dan melihat ke arah gue ... Lagi2 tanpa maaf dia menaiki motornya dan pergi.
Apasih cewek aneh itu?
Dan akhirnya gue siap2, membawa semua alat perang kesayangan gue untuk ngamen nanti. Gue pun pergi dengan terburu-buru, karena jarak rumah ke hotel sekitar 20 menit tanpa macet, kalo macet bisa sampe ketiduran di motor gan. Skip.
Pulang ngamen seperti biasa gue, dan bapak band (kenapa bapak band, karena personelnya dah pada tua, gue paling muda sendiri) makan nasi campur di daerah pasar kuta, warung pinggiran sih, tapi enak, sambelnya tuh di jamin bikin bibir dan perut pecah pecah. Sekilas tentang pasar tradisional kuta di malam hari, banyak yg buka lapak jual makanan seperti soto ceker, nasi jinggo (Sampe sekarang gue gak tau apa arti si jinggo dari si nasi tersebut?), lalapan dll. Yang pasti murah meriah, pas untuk kantong bujangan perantauan kek gue.
"lang, kamu ulik dong lagu2 Country, karena koleksi lagu lo cuma dikit" kata bang Eri, bass player di band gue. Sebenernya pada saat itu gue baru beberapa bulan tinggal di bali, gue masi termasuk nubi di band yang telah 5 tahun bersama, kebayang ketinggalan lagunya kaya apa, untuk kompak itu susah dan sedikit berantakan, mungkin cuma 50% lagu yang gue tau, sisanya? Mungkin donlot pun dah susah nyarinya.
"ya bang pasti, nanti tolong sms judul lagu-lagunya ya." Jawab gue akhirnya. "sip! Nanti gue smsin, mudah2an masi ada di google.. Haha."
"jadi kalo gak ada di google gue donlot di mana dong?" "becanda lah, ada pasti bro!"
Semua tertawa, cuma gue yg bingung, akhirnya ikut tertawa, dan nasi bang eri mental- mental dari mulutnya, masuk ke es teh gue. Gue "..." Skip.
Gue memutuskan untuk balik duluan, karena emang gue jarang lama-lama kongkow, males, ngabisin duit, nanti Pengen jajan ini itu, itu ini. Dan lagian gue harus cepet balik untuk tidur gue yang singkat, gue harus rajin ngatur waktu kalo enggak bisa ngantuk besok di kantor, karena pagi gue harus menjalani aktifitas sebagai pegawai.
Gue harus melintasi sekitar 3 lampu merah sampai denpasar dari kuta. Di lampu merah terakhir gue menyaksikan kecelakaan motor vs mobil. Si motor dan si pengendara terpental sekitar 20 meter. Mendekat hampir di depan gue, seoarang cewe terkulai lemas dengan helm retak masih melekat di kepalanya. Sontak gue dan pengendara lain mendekati dan mencoba membantunya, kebetulan gue paling dekat dengan si pengendara malang itu. Gue dengan sigap membangunkan dengan kedua tangan (ialah masa pake kaki ). Gue bantu menepikan di bantu pengendara lain, dan membuka helmnya supaya dia leluasa bernafas, tidak ada luka fatal, hanya lecet2 tapi gue gak tau dalemannya (daleman tubuhnya, jangan ngeres!) apakah ada keseleo atau bahkan patah tulang.
"kaki.. Gue.. Kaki.." Dengan susah payah gadis itu berkata sambil menujuk kaki kanannya. Gue terperangah, kulitnya sobek (gak kebayang tulangnya yg putih bersih terlihat menyembul gan).
"Bli, ini gimana sebaiknya?" Gue menanyakan salah seorang pria di sebelah gue. "bawa saja ke rumah sakit mas! Saya bawa mobil. Saya parkir di sana." Ucap si Bli itu.
Gue mengangguk tanpa berpikir panjang, akhirnya gue dan beberapa orang lainnya menggotong gadis itu ke mobil si Bli, dan langsung menuju rumah sakit Bali M*d di jalan mahendr*data. Entah kenapa gue mau ya nolong orang Sampe segininya, gue merasa gadis ini bukan berasal dari bali, perantauan juga, jadi gue ngerasa gimana kalo dia itu sama kek gue sendiri dan gak punya siapa2 di Bali, dan entah gimana kalo ini terjadi pada gue. Gue tulus biar tuhan yang balas kebaikan gue kelak, karena menurut gue, dimana gue
menanamkan kebaikan pasti berujung baik juga. Gue lupa ceritain, ini tabrak lari, si pengendara mobil dengan cepatnya menancapkan di jalanan yang sepi, dulu bali sekitar jm 12 udah sepi banget, hanya di tempat tertentu. Dan motor gue tinggal di rumah si bli pemilik mobil.
Gadis ini terus memegangi gue, Sampe gue rasa kerah kaos gue melar. Kalo di lihat lihat gadis ini manis, kulitnya coklat bersih, bibirnya merajut (tau merajut gk gan? Manyun2 imut gitulah) rambut ikal panjang hitam, dan memiliki tahi lalat kecil di atas bibirnya. Ko gue bisa tau? Jelas aja dia di pangkuan gue! Tubuhnya mengigil hebat, dan tak henti- hentinya merengkuh kesakitan.
Tiba di rumah sakit korban langsung di arahkan ke unit gawat darurat. Di hiruk pikuk keadaan itu, seorang suster mendatangi gue dan menyerahkan sebuah ponsel.
Hah? Kok gue? (okelah)
"td si pasien menunjuk-nunjuk mas, untuk memberikan ponselnya." Jelas si suster gemes (fantasi dah)
"oke2 mba." Lalu gue duduk bersama si bli dan kedua temannya tadi ikut mengantar, sambil terus memandangi kontak panggilan cepat di ponsel milik gadis itu. Dan gue tertarik melihat isi smsnya
mama! Nah ini dia ibunya. Setelah gue lihat isi smsnya ternyata benar dia pendatang, dari jakarta, dan terlihat sms kangen-kangenan dengan ibunya.
"Maya"
Ini mungkin sahabatnya, karna banyak pesan masuk dari dia. Gue baca isi smsnya, ohh nama gadis malang itu olive (pacarnya popeye dong? ). Dan gue coba menghubunginya.
Gak di angkat. Coba lagi..
"hallo sayang kamu dimana?" Sapanya cewe di sana.
Sayang? Batin gue, oh wajar cewe emang begitu, lagi ngomong dalem ati.
"ha.. Halo.. Ini emm gue.." Gue jawab, ko gugup gue? "loh, ini siapa sih!?" Tanyanya sepertinya terkejut. "mmm.. Anu olive kecelakaan! Iya.. Kecelakaan."
"hah!! Loh terus sekarang dimana? Olivenya gimana? Trus lo siapa? Kecalakaan dengan apa?" Pekiknya bertubi-tubi.
Buset ni pertanyaan apa pertinyiin?
"duh gue, ribet kalo d telfon lo ksini aja gue smsin alamatnya." "tinggal jawab aja napa!?"
"eh, gue bukannya gak mau jawab, tapi pertan..."
"yaudah2, lo smsin alamat rumah sakitnya!" Potongnya, dan menutup panggilan tanpa berterimakasih.
Ya ampun. Perasaan gue baek2 deh tadi. Sumpret! Dan gue mengirimkan alamatnya lewat sms.
Sekitar 20 menit seorang cewe bening terlihat bercakap-cakap dengan resepsionis rumah sakit. Lalu si resepsionis menunjuk-nunjuk gue.
Dan ah..