Hey Gadis Horror (I Love You) - Part 17

CHAPTER 17 

                                           
Gue dan maya meninggalkan kafe kecil tersebut dengan tergesa-gesa. Lalu, tiba-tiba ia berhenti seperti kelupaan sesuatu.

"bentar yank." Ucapnya pelan, lalu kembali ke kafe td. Gue penasaran, gue sedikit mengikutinya dan mengintip. Gue melihat maya berbicara dengan cewek bule itu, menyerahkan hp sepertinya meminta nomor, gila gue kalah frontal, mana bisa gue minta no cewe seperti yang maya lakukan. Bercakap sebentar lalu kembali ke gue. Gue harus marah atau gimana? Gue gak bisa cemburu ama cewek cantik yg nanti bakal berhubungan ama cewe gue! Pusing kan gan? Sama!

"yank, maaf, gue suka ama dia." Gue "...."
"gue gak bisa nahan." Ucap maya pelan. "lo minta nomernya tadi?" Tanya gue. "ia.. Hehe.. Udah ah, yu kehotel."
Beneran dah, gue gak cemburu si, tapi kan lo sendiri yang bilang Pengen berubah. Bathin gue. Yaudahlah, sebuah kemajuan dia bisa jadi ama gue, itu aja mungkin kemajuan besar buat dia, masalah dia mau punya cewek berapapun gue gak masalah, biarlah waktu yang bantu dia berubah, tentu saja di dampingi gue di sampingnya.

Cepet berubah ya sayang, 30% sayang gue ke lo udah mulai tumbuh. Bathin gue.

Kita sampai di sebuah hotel kecil si, gue lupa namanya. Bangunan bertingkat, lebih mirip kos2an menurut gue, gue naek apa ke sini? Tentu saja jalan kaki, gda kendaraan karena cuma pulau kecil, hanya ada sepeda, dan motor amfibi kecil gitu, itupun untuk di sewakan. Masuk kedalam kamar pun biasa aja, jauh dengan marin* hotel, tapi cukup bersih.


Maya merebahkan tubuhnya di kasur berukuran king size, sambil terus memegangi HPnya, gue duduk di sofa sebelahnya, dan menonton tv, agak lelah, karena snorkeling tadi.

Tak terasa gue terlelap tidur terduduk di kursi.

Gue gak tau berapa lama gue terlelap. Dan terbangun. Maya tidak ada. Kemana dia. "may?" Panggil gue.
Toilet gda juga. Jadi Kemana dia? Ah! Telp. Gak di angkat2. Gue sms.
'lo dimana? Gue cari2 ampe di bawah asbak gak ketemu2'

...

Belum juga bales. Gue memutuskan untuk turun ke bawah, sekalian liat sunset, karena waktu menunjukan jam 05.15. Hadeh lama juga gue tidur ternyata. Gue pun menuju pantai, sore itu pantai di senggigi semakin ramai, banyak turis yang berjemur, dan main di laut. Dan juga turis domestik tentunya.

Tiba2 sesesorang menghampiri gue. Rambutnya gimbal. Anak pantai keknya. "halo bro!" Sapa so gimbal.
"oh halo." Jawab gue sopan.

"where you from?" Katanya. Dipikirnya gue turis asing. "dari bali bro" jelas gue.
"wah, saya pikir turis cina, (dhuarrr)" si gimbal melanjutkan. Satu info TS sipit. (jangan di bahas )


"mau lintingan? Murah aja satu batang 15rbu" katanya tiba berubah jadi sales dor to door.

"hah! Gak bro, gue gak demen gituan" gue ngerti maksudnya itu apa. Gue menolak sopan. "emang gak ketangkep polisi bro?"
"hahaha.. Kalo di gili bebas bro, asal jangan di bawa keluar!" "ohhh gitu" baru tau gue.
"oke kalo gak minat. See ya!" "oke2."
Huft. Ada2 aja, bukan nolak atau gak punya duit, cuma gue gak demen tu barang, bikin laper and ketawa gak jelas

Matahari sudah mulai manja bersembunyi di balik garis melengkung. Pesona silaunya begitu menakjubkan. Gue melihat sekeliling, semua orang juga sedang menikmati indah sunset petang itu.

Pandangan gue terhenti pada sosok seorang yang gue kenal yang juga sedang tersenyum memandangi sunset.

Tapi dia gak sendiri.

Dia berdua dengan bule cantik tadi.



Gue cuma tersenyum tanpa bisa berbuat apa2. Gue mulai cemburu. Aneh tapi itulah yg gue rasain. Setelah sunset berakhir, mereka berdua pergi, gue menguntit dari belakang. Gue gak tau arahnya, gue cuma mengikuti memandangi mereka berdua lekat. (pegangan tangan mesra gan  ). Untung cewek coba banci ama ekye aja cinnnttt :

Mereka memasuki hotel yang tidak jauh berbeda dengan hotel yg gue tempati tadi.


Mereka memasuki kamar. Sebenernya, ini hotel hotel di sini bisa di masuki begitu saja, gada security. Dan hanya resepsionis terbuka gitu aja. Mirip hotel melatilah gt.

Samperin gak ya!? Bathin gue.

Sisi kanan dan kiri gue bergulat hebat. Seperti ini kira2 percakapannya :

Si kiri : Samperin aja pergokin bro!!

Si kanan : Jangan udah balik hotel aja, gada gunanya nnti malah sakit hati

Si kiri : Jangan dengerin dia, udah samperin aja lumayan denger2 'suaranya' siaran langsung loh

Si kanan : Si kiri mesum banget otaknya. Gue ngikut dah! Gue gk tahan juga jadinya! "Diem lo semua iya gue masuk!"
Si kanan dan si kiri : Horaaaayyyy

Gue menghampiri kamar yg mereka masuki. Mulai mengendapkan, memasang telinga baik2. Untuk apa gue melakukan ini? Gara2 si kanan dan si kiri berantem :

Hening..

Lalu seseorang melintas. Sontak gue terkejut, bule. Dia geleng2 kepala dan berlalu begitu saja. Gue kira satpam

Gue kembali menerawang (penampakan ) mendengarkan baik. Masih sunyi.
Kemudian..

Sepertinya gue mendengar rengkuhan. Suara maya.


Gue merinding. Panas menyelubungi isi kepala gue.

Lagi. Makin jelas terdengar. Gue pusing, bukan ngambek. Dan kali ini..