CHAPTER 19
Gue sebenernya gak terlalu demen diskotik, terlalu rame, trus musiknya buat panas telinga, gue mending nonton band metal, garang tapi telinga gue (budek) baik2 aja maksudnya.
Gue lupa apa nama tempatnya, buat gue ini bukan standart diskotik pada umumnya. Tapi kek kafe, dari pintu masuk tadi tertutup, dalemnya semi out door, menghadap langsung ke panta* (apa ngeres) pantai gili yang mempesona.
Gue dan maya memilih tempat di pojokan agar dapat melihat view pantai yang begitu... Ahhh... Gelap. Kan malem.
"yank, kamu jangan minum bir aja donk! Gak seru!" Ejeknya. "oke deh mogu-mogu aja." Jawab gue ngasal
"yah seriuslah! Itu mah minuman si kaira!"
"hahaha... Apa donk? Gue gak suka yang kebanyakan alkoh*l, ntar gue mabok di apapain lg ama lo, kek di ko..."
Bletak* di pentung tas gue. "open bot ya? "
Emang lambung kawat ni si kardus!
"minum beduaan open bot?? Ntar gue mati may!" Pekik gue. "bertiga ama Jeane."
"Jeane? Yang ama km itu?" "ia ntar dia dateng."
"ohhh" oh apa gue juga bingung.
"dia loh yg gak mau kita 'main' tadi. Dia bilang kalo gue bisa mencintai dan menyayangi pria gue akan memilih pria sebagai pasangan gue, bukan menyimpang seperti ini. Hargailah pasangan lo, karena dia bisa buat lo berubah." Katanya
Gue "..."
"dia bilang gitu?" Tanya gue.
Maya mengangguk. "no bir tonight haney, biar gue yang pesen" lalu maya melambaikan tangan ke pelayan.
"tequ*la ya mbak!" Katanya Mampus gue.
"berapa shoot mbak?" Tanya nya. "1 botol "
Mampus lagi gue!!
"okey di tunggu ya mbak, ini billnya silahkan tanda (kaki) tangan." "akeey"
Tanpa sadar tempat ini semakin ramai. Tidak lama Jeane datang, dia sendiri. Cantik. Itu aja cukup, karena maya lebih cantik menurut gue. Lalu mereka cipikicipikicipiki Lalu maya mengenalkan ke gue. Gue hanya menyakan pertanyaan basi basa ke dia. Setelah itu mereka berdua ngobrol. Sampai akhirnya datanglah minuman minyak angin a.k.a tequia.
"oh my gosh, tekiya" begitulah si Jeane menyebutkan minuman minyak angin tsb. Maya cuma senyum2 aja. Ehhh kardus! Gue apapain lo! Bathin gue kesel.
Seloki pertama "cheers" kita bertiga.
Seloki kedua "cheers" kita bertiga Seloki ketiga "cheers" merekaberdua....
: Gue
"ayank ayo donk. Kamu mah!"
"bentar2 lo pada ko kek ikan sih!? Biasa aja gak napas dulu!"
??? Jeane.
"huw, ok Jeane two of us, cheers" pekik maya. "cheers" Jeane membalas.
Mampus gue. Kabur gak bisa apa gak bisa. Sebenernya gue minum tuh minyak angin 2 seloki aja udah keleyengan. Kita bertiga akhirnya melanjutkan obrolan ke mana2. Sampe saat Jeane mengajak gue.
"do you wanna dance?" Katanya ke gue. "oh, im not, i can't dance!" Jawab gue.
"udah sana yank. Kali2 " ujar maya mendorong2 gue. "oke kalo maksa, "
Gue pun menari2 gak jelas ama Jeane. Jeane narinya serem nyenggol2 terus Maya cuma ketiwi2. Makin lama makin syur narinya. Gue malu banget. Liat maya :
Makin nempel2 busaet deh minta di sawer ni bule. Sering banget melingkarkan tangannya di leher gue. Maya gak cemburu aneh, mungkin dia mah biasa. Gue turun capek bgt.
"sekaran gue mau dance yeee "
Sono dah ah. Keringetan parah. Kek abis men futsal 3 babak gak di genti2. Aus banget cuma ada minyak angin ini, yauda terpaksa.
Ini udah botol kedua. Gue dah pusing banget. Gue sendiri mungkin udah 8 seloki. Suananya asik jd gue terbawa.
Maya ama jeane horor banget dancenya.
Kalo gue ceritain ini. Reader kaum adam bakal mupeng, tapi gue gak tega, gue ceritain aja. Mereka berdua lebih mirip sepasang lesb* lagi bercumb*, keringet maya itu yang bikin gue gak tahan, menetes dari kening terus ke lehernya (rasanya gue pengen banget jadi keringetnya ).
Tanpa sadar gue minum sebelas seloki.
Dan. SKIP gue bener2 gak inget apa yang terjadi.
Tiba-tiba gue bangun di hotel. Kepala gue kek di tikam kater, pening bgt, tenggorokan gue sakit banget. Mau bangun susah, ada 2 paha kanan dan kiri. Dan dua tangan memeluk gue. Gue tertutup bad cover. Maya di sebelah kanan gue, wajah tidurnya tenang banget. Cantik. Kapan jeleknya si lo! Bathin gue.
Kalo ini maya satunya paha siapa yg nindihin gue Dengan cepat gue berpaling ke arah berlawanan. Jeane !???
...