
CHAPTER 26
kami berempat berhamburan masuk ke kos maya. maya dan olive mengambil gelas2 kaca dari kayu! pusingkan :
si item gak beres2 nih liatin maya. maklum maya kalo di kos bajunya tembus pandang semua, gada yg biasa saja. sumpah. mana daleman item, niat banget beli baju setipis itu. siapa sih yang jual? kasian cewek gue kedinginan tuh!
"maya nih, bening amat yak bro?" katanya si keresekmen. "mata lo pernah di colok orang ganteng se trit ini gak?" "trit?? apaan tuh"
"ahh.. matalo norak! biasa biasa ngeliatinnya, itu cewek gue"
"yah sayang bro beginian di lewatin gitu aja, mubajir. dosa nolak rejeki" bletak. gue habis kesabaran gue jitak
faisal " "
"ko berantem ayank? makin mesra aja deh" ejek maya.
"iya kalo benci2 gitu ntar jadi cinta loh" tambah si bantal olive.
"koq pada dukung kita jadian si, ketularan agan2 di trit ini" bantah gue. "???" mereka bertiga.
akhirnya kita pun pesta kecil2an (tanpa jelangkung ye, ngompleng!). gue lucu liat faisal modusin olive terus, tapi olivenya nempel terus ama maya . faisal nyerempet2 mulu mirip yang komeng dimari. :
ini sudah botol kedua faisal tepar. tidur di lantai, gue ngakak banget sumpah. gue duduk di sofa sedangkan maya dan olive di tempat tidur, mesraaa banget. kalo olive cowok
mungkin dah gue tampol. maya melingkarkan tangannya di leher olive. sambil terus bercanda.
"yank" kata maya. "ya yank." jawab gue. "kamu mab*k?"
gue mengangguk.
sebenernya gue dah kunang2 banget nyaris skip.
antara skip dan enggak mungkin gue bisa gak terlalu skip karena ini bukan tequila musuh bubuyutan gue.
di dalam sayup2 gue, entah gue tidur atau tidak. buram.
gue melihat maya dan olive, berpelukan, saling memadu kasih. mereka berdua saling menghujani dengan segala yang mereka punya. gue cuma bisa pasrah, gue menikmati, karena gue terbawa suasana, entah kenapa gue gk sakit hati melihat mereka berdua ber*um*u mesra. mungkin karena gue menyayangi keduanya tanpa gue sadari, gue juga sayang olive. jadi gue biarkan mereka tuntas sampai detik penghabisan. mereka melirik gue secara bersamaan dan tersenyum, mereka tau gue membuka mata walau dalam sayup. rintihan suara2 itu buat gue melayang tak tentu arah, pikiran gue tak henti2nya ingin menyentuh mereka berdua. entah mengapa keduanya mulai berpindah ke sofa yang gue tempati, melanjutkan semuanya tepat di sebelah gue. gue hanya menyaksikan gak sanggup gue mengangkat tangan gue terpaku melihat keduanya yang semakin terbang melayang jauh, berhadapan saling berpel*kan, bagai magnet yang saling tarik menarik untuk melekatkan satu sama lain. hingga tiba di puncak asmara. lalu maya menghampiri gue. membelai rambut mencium bibir gue. dan membisikan kata.
"maafin gue ya yank, gue kangen banget ama olive" gue tersenyum, "gue gak apa2 ko may"
maya hanya tersenyum teduh, dan berlalu menarik tangan olive ke kamar mandi.. mereka berdua.. tanpa sehelai apapun melekat di tubuhnya.
gue beranjak dari sofa menuju kamar mandi, seakan gue tak ingin melewatkan apa yang mereka lakukan selanjutnya.