Hey Gadis Horror (I Love You) - Part 29

CHAPTER 29



kadang untuk sampai ke kesempurnaan hidup itu tidaklah mudah, bagi gue itu gak ada. makin mencari kesempurnaan makin jauh dari yg namanya sempurna, hidup gue termasuk jauh dari sempurna. ada kalanya gue gak seberuntung seperti yg orang lain bayangakan. saat matahari menyinari pagi dan menyerap embun yang menempel di dedaunan atau pepohonan, tiba-tiba langit bisa saja seenaknya menjadi gelap merenggut semua cahaya indah yang menghangat kan pagi.

ini sudah sebulan lebih semenjak tragedi teparnya gue. ini hari sabtu siang dimana gue bekerja hanya sampai pukul 12. waktu sempit ini gue pergunakan baik2 untuk kekasih hati gue yg sedang mengandung anak gue.

"maaf ya yank masalah mamiku" ucap maya setengah menggumam.

ya, maminya maya bule, dia seorang atheis, sedangkan ayahnya katolik, maya atheis. jika ada istilah tidak menikah itu bukan masalah buat mereka. gue gak nikahin maya karena keinginan maminya. sebenernya gue dan maya pun setuju2 saja. hanya mungkin keluarga gue gak setuju, tapi keluarga gue gak pernah tau saat itu, gue gak mungkin menceritakan karena gue muslim, kalo sampe tau mungkin langsung di nikahkan.

"gapapa yank, lagian gue juga belum siap"

"yank, kamu mau kasih nama anak kita apa kalo cowok?" gue mikir apa ya?
"zilzian" merek drum kesukaan gue terdengar asal2an tapi itu yang ada di pikiran gue saat itu."

"ikh bagus yank (dia gak tau kalo itu merk drum), kalau cewek?" lanjutnya hmmm.... mikir lama
"Zelvaliandra" itu yang keluar dari mulut gue, entah kenapa huruf Z jadi inispirasi gue saat itu.


"kok bagus terus, gue setuju yank, pake banget" katanya riang lalu mencium pipi gue. "nama belakangnya lo yang pilih yank, pusing juga mikirinnya."
"hmmm apa ya? maunya sih nama kamu aja belakangnya.. hmm.. gimana kalau zilziano gilang, kalo cewe zelvaliandra gilang!"

hmmm bagus juga. aneh gak sih? gak tau dah, yg paling penting anak gue nanti sehat dan selamat, termasuk maya.

...

sore itu gue menjemput mami maya ke bandara mengendarai mobil rental yang memang di sediakan untuk penghuni apartmen.

ini pertama kalinya gue ketemu maminya. Bali so hot banget saat itu, keknya ngegoreng ikan asin di jalan raya bisa, tapi bukan mateng malah jadi item kek si faisal :
gue gugup bukan main, mami maya baik sih, gue pernah beberapa kali telfonan dengam beliau, tapi ia wanita yang tegas, dan kritis, ini yang gue khawatirin. maya sejak tadi bernyanyi dengan nada yg gak karuan mengikuti lagu apapun yg di putar di radio, giliran iklan pun dia ikut menyanyikan lagu theme song iklan penyiarnya berbicarapun dia mengikutinya "may ikh!" gue kesel. dia ngakak.

di bandara. maminya olive menelepon, mengatakan bahwa ia sudah menunggu di depan pintu kedatangan, gue langsung menuju tempat kedatangan tanpa parkir.

gue melihat sosok wanita bule. cantik anggun, bercahaya, mempesona. (gak jadi ah ama maya ama maminya aja ). gue langsung turun begitu maya turun, mereka saling berpelukan dan cipikicipikicipiki. gue tegang. cuma senyum2, berdiri kikuk.

"yank, ni mami, mami ini gilang!" begitulah maya memperkenalkan (ini mami budi, budi naek pohon kaktus, terus ketusuk tusuk terus mati. kek anak TK lagi kursus )

gak banyak berbincang gue langsung angkat koper dan menaruh di belakang jadi potter gue.


di perjalanan.

"bagaimana pekerjaan kamu gilang? all good?" katanya dengan dialek bahasa yang baku banget. tapi dia pintar bahasa indonesia. jadi gak bisa nyela :

"yes! all good mi. berapa lama mami di bali?" tanya gue. "hmmm.. mungkin! one week, atau lebih." jawabnya singkat. "yah bentar banget mi?" kata maya manja.
"mami harus urus ini itu di ausy, kasihan kaira d rumah" jawabnya. "mami stay di apartment or?" maya melanjutkan
"tidak nak, biar mami stay di hotel saja, mami sudah booked hotel di daerah kuta. mami tidak ingin merepotkan kelian," katanya

gue gak ngerti, mungkin begitu cara bule menghargai privasi seseorang, terhadap anaknya sekalipu, kami berlanjut dengan obrolan ringan.

sampai tiba di hotel daerah kuta. maminya maya langsung ke kamar, tanpa minta di antar. dan nanti malam dia akan datang dengan taxi, gak mau di jemput. gak pengen banget dia ngerepotin orang, unik juga menurut gue. dia bilang mau bicara serius dengan kami berdua. sejauh ini si baik2 aja cuma gue gak tau. agak sedikit gak enak perasaan (seperti mau buang gas tapi tertahan ).

gue gak tau, dan tinggal menanti malam, semoga semuanya baik2 saja.