Hey Gadis Horror (I Love You) - Part 30

CHAPTER 30


Malam itu mami maya datang. ia memasang muka dingin, acuh tak acuh. Kami hanya mengobrol ringan, sekedar menanyakan pertanyaan basa basa.

Dan tiba2

"kamu akan mami bawa ke ausy. Sampai anak kalian lahir" ucapnya, setelah suasana tegang ini ucap mami lugas.

"apa?! Enggak mi!! Aku mau melahirkan kalau di samping ku ada gilang!!" bantah maya, maya type orang yang galak pada siapapun termasuk dengan ibunya sendiri.

"mami tidak yakin dengan hubungan kalian!! Kalian masih terlalu muda" bantah mami. "maya lebih baik menggugurkan anak ini dari pada harus ke Ausi tanpa gilang!"
"kamu memang susah di atur maya!!" "kenapa mama takut gilang seperti papi!!"
Mami memandang tajam ke maya. Melangkah ke depan mendekatinya, dan menampar maya.

Suara tamparannya terngiang di telinga gue. "kamu.." eram mami.
"mau tampar lagi DO IT???" maya berdiri memberikan pipinya untuk menantang maminya.

Gue panik berdiri memegang pundak maya. tapi dia menepis tangan gue.

"mami gak tau kan!! Gak tau kan siapa yg paling sakit diantara perceraian kalian!!! AKU mam!!!! Perlu mami tau aku tuh lesbian selama ini! Mami tau kenapa? Ini semua karena mami di tinggal papi jadi maya membenci semua laki2!! Dari kecil maya menjadi laki2 untuk mami!! Untuk kaira, maya pengen jadi laki2 untuk bisa jagain kalian semua pada


saat papi pergi meninggalkan kita!! Maya benci kenapa maya di lahirkan sebagai wanita!!!" pekik maya. semakin meninggi. Maya emosi sampai mengeluarkan air mata.

Mami terdiam termasuk gue, ini kedua kalinya gue menyaksikan maya di landa amarah. "hey, sayank, tena..." kata2 terpotong
"gilang yg membuat maya jadi wanita seutuhnya. Jadi mami jangan pernah ganggu hidup maya, seharusnya mami berterimakasih sama gilang, bukan malah memisahkan kami!! "

Mami. kemudian mengambil tasnya. berhenti sejenak di ambang pintu. lalu pergi tanpa mengucapkan sepatah katapun. Gue hendak mengejarnya, tp maya dengan cepat meraih tangan gue. memeluk erat dan menangis dalam dekapan gue.

Hening hanya isak tangis maya memenuhi ruangan ini. "hanya sampai baby kita lahirkan yank, kok segitunya?"
"bullsh*t! Dia bakalan menahan gue untuk selamanya. kamu diem aja dulu yank!" Err.. oke.
"mama gak tau kalo kamu less... " tanya gue.

"enggak yank, tentu saja enggak, ibu mana yg mau anaknya menyimpang. Kadang dengan berbohong demi kebaikan, lebih baik dari pada kejujuran yang menyakitkan" ucap maya sambil terus menangis.

"sepertinya mami gak suka sama gue yank"

"gue gak perduli yank! Gue dah gede! Lagian Gue gak perlu restu dari dia! gue mau nikah ama kamu nanti setelah kita berdua yakin kalau kita gak akan pernah bercerai mungkin umur 35 atau lebih, pacaran lebih baik menurut gue, karena akan ada perbedaan kasih sayang setelah menikah. karena gue gak mau kelak anak kita menyimpang seperti mamanya, yg di sebabkan oleh perceraian" ujar maya. (ini jangan ditiru ya gan ? maya berpikiran seperti ini karena dia penganut paham barat, yg memang cara berpikirannya kebNyakan seperti itu. TS juga masih labil jadi ia2 aja)


Gue jinah terus donk, kapan tobatnya. bathin gue.

...

"gue kangen olive yank!" tiba2

Gue masiiihh aja iba kalo dia seperti ini.

"yaudah lo ke kostnya aja yank, gue gapapa kok."? "beneran??" melepaskan pelukan. dan mengecup bibir gue.
Maya emang sulit berubah, salut ama diri gue waktu itu, sabar banget, kebangetan malah.

....

Paginya maya belum juga kembali, gue melihat ponsel. Maya sms bahwa dia beberapa hari tidur di tempat olive. Huft. pasrah gue. walau berat. gue jadi bodoh karena gue terlalu sayang maya. Apapun yg dia minta selalu gue turuti, termasuk menuruti hasratnya dengan selingkuhannya eh mantannya Olive.