Hey Gadis Horror (I Love You) - Part 31

CHAPTER 31


Bali. 2013

Ini sudah satu setengah tahun maya menghilang begitu juga olive. dua wanita yg paling horor versi gue.

Gue kembali ke kost lama gue. Gue mengoper kredit apartmen maya, uang hasil menjual gue simpan untuk suatu hari gue bertemu maya lagi. 1bulan setelah maya pergi gue mencari kosan olive, gue mendapatkan info dari faisal, karena dia pernah ke sana sebelumnya, mereka sudah 1bulan pindah, gue tanya ke satpam kos, tidak ada informasi akurat. apa yang dipikirkan maya. butuh waktu berbulan2 untuk gue pulih dari kekecewaan ini, setiap harinya di apartemen gue selalu memanggil namanya, seakan dia di ada, saat gue membuka mata pagi hari gue berharap maya tidur di sebelah gue seperti dulu. Faisal tidak bisa berbuat banyak selain mensuport gue, dia selalu datang untuk menemani gue, mengajak jalan, mengenalkan beberapa teman wanitanya, entah mengapa gue gak tertarik sama sekali.

Gue merenung di kuta seperti biasa, ini jadi kegiatan gue setiap hari sampai saat ini. Sesak rasanya menahan tangis, menahan sakit yang menendang nendang di tengah2 dada gue. walau sekarang mulai berkurang, tiap nama maya terlintas dada gue sontak sesak sekeras2nya.
"faisal bilang lo selalu di sini sore menjelang malam" suara wanita. Maya, dan olive mendatangi gue,
Gue gak menyadari bahwa mereka telah berdiri di depan gue sejak tadi. Gue hanya
tersenyum pahit. Tanpa bisa berkata-kata.

"gue ngerasa salah kalo gue sampe gak menemui kamu yank" maya mulai duduk, begitu juga olive. sementara gue membuang muka ke sisi lain, gue masi muak.. muak melihat mereka berdua terutama maya.

"gue harus melakukan ini yank... Gue....." kata maya terputus ucapan gue. "sebentar..


Gue mohon jangan panggil yank dengan semua tanda tanya lo selama ini! Panggilan palsu untuk sekedar menenangkan gue sesaat! Denger may, gue udah mulai bangkit dan melupakan lo! Bantu gue, bantu gue dengan.. dengan jangan pernah lagi muncul di kehidupan gue!" gue sekarang udah mulai.

"gue datang k bali cuma ingin minta maaf" "maaf? Gue dah maafin lo, lo juga liv"
"kalo gada lagi yg di omongin gue cabut, kirim no rekening lo, ini uang apartement" "gue gak butuh"
"berapa?" "lang gue...."
"BERAPA!!!!" pekik gue. Maya dan olive terdiam.
Lalu maya menyebutkan no rekeningnya. Gue menggunakan layanan banking dari ponsel.

"udah gue transfer semua," tanpa melihat mereka sekalipun, gue berlalu meninggalkan mereka berdua.

"zelvaliandra gilang pengen banget nemuin lo!"

Gue berhenti. Tanpa terasa ada yg memberatkan mata gue, sepertinya mata gue berair dan semakin mengalir.. Maya memegang pundak gue.

"dia di mobil, cantik. Mirip kamu banget.

Saat maya menarik tangan gue, gue hanya mengikuti langkahnya, seperti semua kebencian gue tadi menghilang terbawa angin, setelah ia menyebutkan nama itu.


Olive lebih dulu menuju mobil. Lalu seperti mengangkat sesuatu dengan hati2, ia kembali ke tempat gue berdiri. Gue gugup banget saat itu.

Olive menghampiri gue. membawa bayi di balut penghangat. putih bersih, mungil, jari2 tanganya bergerak gerak seakan ingin menyentuh sesuatu, gue tnpa ragu menggendongnya setelah okive menyerahkan si cantik ini. Matanya memandang polos gue, dan tersenyum manja. tidak ada sepatah katapun keluar dari bibir gue saat itu, hanya air mata yg mengalir deras, tapi gue bahagia, gue balas senyumannya, gue gak mau dia tau kalo hati gue sedang dilanda kesakitan yg begitu besar, dia gak berhak tau, yg perlu dia tau, dia sedang di dekapan ayahnya.

"cantik ya may, liv" tanya gue ke mereka. Mereka berdua mengangguk dan tersenyum namun dengan air mata yg sama derasnya dengan gue.

Suara2 lembutnya melekat di telinga gue. Gue menggodanya, dan ia balas dengan tawa dan teriakan2 manja.

"ikut gue ke ausi yuk yank" Gue gak menghiraukan maya.
"yank!! Kasi gue kesempatan untuk bicara" pekiknya. Gue menghela nafas panjang.
"untuk apa? Untuk melanjutkan kegilaan ini!?" "kita nikah yank" ucap maya.
"apa si artinya semua ini!? Jawab gue"

Ini jawaban maya yg gak pernah gue lupakan sampai sekarang.

"oke, denger gue aka mulai bercerita. Awalnnya gue dan olive hanya ingin punya anak, dan kita berdua berniat mengadopsi anak dari salah satu panti asuhan. setelah gue bertemu kamu, gue mulai berfikir untuk memiliki anak dari rahim kami sendiri. Pada akhirnya gue! Mm sory kita berdua malah jatuh cinta sama lo, itu yang merusak hubungan gue dan olive.


Tapi masalah cinta sayang dan rasa ingin memiliki itu tulus yank, gue dan olive tulus sayang ama lo! Kita tinggal bertiga di sana"

Mau banget kalo gue ngikuti nafsu, pada akhirnya lebih mengerikan nantinya, gue pelajari hal seperti ini lebih dalam, kadang mereka bisa melakukan hal gila seperti menyakiti dan bahkan membunuh pasangannya sendiri. Gue gak bisa ada di lingkaran kegilaan itu. Sudah cukup!

"gue cuma mau satu hal, jangan pernah putus hubungan lagi, gue mau tiap saat lo kirim foto dan perkembangan anak kita, gue rasa dia akan lebih baik bila bersama ibunya ketimbang dengan gue, karena gue rasa gue belum layak jadi ayah yang baik buat zelva, karena ekonomi gue belum berkembang"

"kali ini gue bakal berubah yank! Plis ikut gue" ucapnya

"gue dah sering banget denger kalimat itu! Ini sudah berlalu 1.5 tahun!" "yank! "
"tolong jangan kek gini may!! Gue mohon" Gue menyerahkan ponsel gue, "catat no lo!"
Maya terlihat gusar. gue gak berani memandangnya terlalu lama. Olive hanya diam.

Maya mengembalikan ponsel "miss call yank" katanya.
Lalu gue menyerahkan zelvaliandra ke pelukan olive.

Maya memeluk gue. Sakiiiitt banget rasanya. Pelukan ini kenapa gak membawa ketenangan buat gue, katanya pelukan membuat seseorang tenang, tapi pelukan maya buat hati gue semakin tertusuk2. Gue gak sedikitpun membalas pelukannya, air mata gue tak henti2nya mengalir mewakili teririsnya hati gue.


Gue mengecup pelan kening maya. Dan melepaskan pelukannya. Maya tidak menahan gue kali ini, gue pergi meninggalkan mereka. Dan berjalan menuju ke dunia yang baru, dan gue gak bisa menebak seperti apa di depan sana. Entah gue bisa kembali bersatu dengan maya lagi atau tidak, karena sementara ini gue cuma ingin menenangkan hati gue.

Dan gue hanya bisa berlalu pergi dari mereka dan berkata dalam hati gue. Hey gadis horor (I LOVE YOU!).
End!

I love u so much MAMAnya liandra. Rawat liandra dengan cinta, ketulusan dan kasi sayang ya. secepatnya menyusul ke sana.