Hey Gadis Horror (I Love You) - Part 32

CHAPTER 32



Wanita paruh baya itu masih menangis dan terus saja mencucurkan air matanya, tubuh nya yg mulai lemah masih mau menuntun dan menyelamatkan hidup anaknya yg sudah dewasa dan berakal ini.

Ini pula yg membuat tubuh dan hati gue tergetar hebat, mengikuti irama tangisannya dengan tumpahan air mata, yg juga jatuh lembut di kedua pipi gue.

�gimana lagi mamah harus bantu kamu gilang?� ucapnya di sela2 tangisannya.

Ya dialah nyokap gue. Yang sedang terbentur hatinya karena semua cerita gue. Semua! Gue Cuma diam.
�kamu tau? Apapun boleh km lakukan asal kamu masih berada di jalan Tuhan! Tidak menyimpang sejauh ini� tambahnya. Membuat hati gue semakin teriris, dan air mata gue mengalir hebat.

Ponsel gue terhubung dengan maya di sana. Gue sengaja, setelah perundingan gue dengannya. Gue yakin sekarangpun ia sedang menangis.

�mama rasa mama gagal jadi seorang ibu, mama gagal mendidik kamu... � ucapnya pelan �mama jangan ngomong gitu, ini murni kesalahan gilang mah�
Pandangannya mengarah ke lantai, kosong, dan masih dengan air mata yg terjatuh.

�kamu mau mama bahagia di sisa hidup mama? Kamu mau nanti saat mama gk ada mama tersenyum di sana??�

"mama ini ngomong apa!? Ya tentu aja gilang mau mamah bahagia!� �nikahin maya. Secepatnya!�


Darah dengan cepat menjalar ke kekepala gue, seiring berdengung keras telinga gue, seakan gue mendengarnya dari pengeras suara.


"halo pah!� suara mama liandra yg khas, menenangkan gue sesaat. �y mah, kamu dengar sendirikan?�
"iya�

Lalu hening beberapa saat. Gue pun sulit mengatakan apa2. Dia terisak di sana mengikuti isak tangis gue

�kamu mau ajari gue islam?� tiba2 �maksud lo mah!?�
�iya, kamu paham kan pah? Demi liandra! Gue gak mau dia seperti gue nantinya. Gue gak mau dia kekurangan kasih sayang dari ayahnya, kalo gue tetep bertahan dengan pendirian gue�

�jadi kita!�

�ya pah! Gue, kamu, liandra. Dan.. dan tanpa olive lg gue janji!!� "tanpa olive? Yakin!!??"
"yakin pah! Gue janji!! Percaya gue kali ini, mama mau nikah ama kamu please! Udah cukup kamu tersiksa selama ini, giliran gue yg memohon sekarang" pekiknya diiringi tangisan.

"....." mulut gue seakan membisu. Mendengar maya teriak memohon dan menangis.


Gue berteriak tanpa sadar di kamar gue, ya kamar di mana gue tumbuh di bawah kasih sayang nyokap gue.


�jadi kita nikah?� kata gue bersemangat.
�iya papah liandra sayang� jawabnya penuh ketulusan. "oke denger baik2 mah.. Ehem.
Will you merrie me? Mamanya liandra� kata gue setengah bergetar karena menangis

�yes, of course yes papa liandra! I love you! We love you so much!!� katanya lalu terisak keras, terdengar sendu di speaker ponsel gue. Tardengar juga suara liandra merengek, dan ikut menangis karena mungkin ia terbawa maya yang menangis.

Saat itu air mata gue berubah sekejap menjadi air mata bahagia, rumah ini selalu membawa gue menjadi lebih baik, selalu dan selalu, mungkin karena ada nyokap yg menghiasi rumah ini dengan ibadah dan doa tulus untuk gue.

Nyokap tersenyum lembut, terlihat letih namun teramat bahagia sekarang, terlihat dari pancaran matanya.

Ia menghampiri dan memeluk gue erat. Pelukan itu seakan membawa gue ke masa kecil dimana ia bangga bahwa anaknya berhasil memenangkan lomba menulis cerpen antar sekolah tingkat kabupaten (sombong dikit lah, suka2 ts ) seperti inilah pelukan bangga dari nyokap yg membuat gue jadi lebih baik lagi.


Malamnya gue bersantai di depan kursi rumah gue, kursi unik yg terbuat dari karet ban sepeda, disinilah kenangan gue bersama cinta2 gue masa disekolah. Pengen si gue cerita di sfth lainnya. Tapi takut pada kepoin mantan2 gue

rumah ini masi sama seperti saat dulu gue beranjak merantau ke bali, atap2nya yg mulai lusuh, pagar sedikit berkarat, pohon mangga yg asemnya bukan maen (tapi doyan banget dulu gue, kalo orang serang menyebutnya mangga kecupu), kusen2 yg mulai pudar, perabotan yg udah gada lagi di jual di pasaran.
tapi jujur, menambah kerinduan gue untuk pulang lagi nanti,


di tambah ada ibu yg melahirkan dan membesarkan gue dengan tulus, cinta, doa, dan kasih sayang. Dan di rumah jadul ini lah ia setia menunggu dan menanti anaknya pulang (love u mom)

Telp berdering. Neneknya liandra. Waduh!? Bathin gue.
�hello good evening jilang (begitu dia mengucapakan nama gue dengan aksen aussienya) "helo good evening mam! Apa kabar?�
"baik, kamu apa kabar? � "baik mam�
"okey, maya sudah tell semua ke saya, maslah pernikahan kamu.� "okey�
"so! �
ia melanjutkan. Sedikit panjang untuk mengucapkan dua saja. Ya, huruf S dan O. Gue dedekan banget saat itu.
"mami setuju, karena kalian sudah dewasa, jadi sya tidak bisa menghalangi lagi kalian (kebalik mam )�

"den juga untuk keberhasilan, sory I mean untuk kebaiken liandra, seye tidak mau dia tumbuh seperti mamanya, tolong buat liandra jadi anak baik�

�ya mi, terimakasih mam, I promise to my self! Saya akan jadi ayah yg baik untuk liandra! �
kali ini bibir gue bergetar hebat, seiring jatuhnya air mata untuk kesekian kalinya.


�sama sema, good, senang mendengarnya!�

...

Entah bagai mana gue meluapakan kebahagiaan ini. Terimakasih tuhan. Telah membuka hati mami maya dan mama liandra.

...

Jalan Tuhan selalu jadi misteri, kadang tidak seperti yg kita harapkan, hingga kita berputar jauh dan menderita, berlinangan air mata, penuh dengan cobaan yg berat sulit.

tapi yakinlah, tuhan punya cara untuk memberikan hadiah berupa "kebahagiaan" untuk setiap tetes air mata yg kita jatuhkan untuk memohon dan berdo'a kepadaNya. Amin.


Serang, 2015.


*thanks buat agan2 yg udah baca cerita gue, yg udah komeng, yg udah buli faisal : (btw dia masi jomlo ampe sekarang, dia nitip kenalin ama cewek di kaskus ), dan juga buat masukannya. Dan thanks buat sesepuh SFTH, juga semua penulis di sfth yg menginspirasi gue.



Real Real end story. Cheers.