Hey Gadis Horror (I Love You) - Sidestory 1

SIDE STORY OF MAMA LIANDRA � PART 1


Tasmania, hobart, ausy. 2013

Pagi itu gue terbangun, di rumah papan milik maya, yg ia beli agar tidak jauh dengan neneknya liandra.

Sekitar pertengahan taun gue datang ke sini, ekstrimnya cuaca buat gue enggan beranjak dari tempat tidur. Gile aje suhu kira2 8-19 derajat celcius.

Si mungil masih terlelap dengan tenangnya di sebelah gue, setelah begadang larut malam tadi. dadanya naik turun seirama dengan nafasnya. Tenang.. seperti melihat air mengalir di tengah hutan tropis. Ia mewarisi senyum manis maya, termasuk raut wajahnya, sayang matanya sipit ngikut TS seakan gue gak mau beranjak satu inci pun dari liandraku, suara panggilan mamanya mamanya pun gak gue hiraukan.

"woiii. ini cokelat panasnya. Duduk sini deket perapian nganget, ntar bangun dia pah" pah? Panggilan yank telah berevolusi semenjak ada putri kecil ini.

Seakan gk mau mengganggu tidur liandra gue, turun ke lantai satu mengendap2.

"kamu ngapain kek gitu? Emang ini rumah pohon? Langkah kaki kamu gak akan berbunyi kaleee!" katanya.

Sekilas tentang rumah mamanya liandra. Rumahnya simple gak seperti rumah2 di indo, rumah bertingkat. rumahnya dari kayu, bercampur betton juga sih pastinya. Ruangan rapih bersih, dengan perabotan vintage mewah tapi klasik, lampu2 dengan penerangan sendu, kalo menurut gue gelap

Gue duduk di sofa besar menggunakan selimut di depan perapian, kek di pelm2 hollywoodlah getoh. sambil menikmati cokelat panas buatan bella,

siapa bella? Bella ada lah pengasuh sekaligus PRT di rumah ini, dia telah bekerja sudah lebih dulu dari maya tinggal, property agent di sini lucu menurut gue, kalo beli rumah kadang tapi gak tau juga sih, harus dengan PRTnya sekaligus. aneh tapi itu beneran. Dia wanita paruh baya dan sopaaaaan banget, bahasanya mirip PRT2 di film2 kerajaan eropa.


Mama liandra tanpa basi basa seperti biasa duduk seenaknya di pangkuan gue. hangat tubuhnya langsung terserap oleh gue, dan tambah berat, dia gemukan setelah melahirkan, tapi gue malah gereget tuh hahaha. Tiap gue bilang gemuk lansung melayang tangan cantik di pipi gue. Gue heran satu kata itu bisa bikin mama liandra marah. Dasar wanita, gak tau dah beneran jadi wanita belum :

"pah. Kalo kamu udah siap maukan tinggal disini?" katanya. Sambil menyandarkan dirinya di pelukan gue, dan mengusap2 pipi gue.

"maleslah dingin kali bah (berubah medan pulak ini!!)" : "dasar katrok! Ndeso!"
"dih belagu, ie lo bule, bueleleng bali!" "ikh garing!"

"garing tuh vokalisnya nidji mah?"

"itu giring ikh iikkhhhhhh..." nyubit ampe biru

..

"kalau gue yang ke indo boleh pah?" gumamnya. "emang neneknya ngijinin?"
"enggak ngehehe" Gue jitak.
"gue ingin seperti ini dulu mah, sampe hati gue bener2 pulih, kalo kamu di samping gue lagi, kamu dah bikin hati gue tergores lagi. Pahami ya mah, maksud gue baik kok, gue pasti sering ke sini. untuk kamu dan liandra. i promise to my self"

"ia gue ngerti pah" katanya lembut mencium bibir gue.