Gua coba mengingat apa yang dulu sering gua lakukan untuk menghiburnya
tapi gua sudah lupa, yang gua ingat hanya Martabak yang bisa mengobati marahnya
setiap kali cemburu melihat gua dekat dengan cewe lain. Setelah gua coba
mengingat-ngingat gua menemukan jawabannya, buru-buru gua SMS Darno meminta
bantuan.


Lalu gua
meletakan hp itu di lantai dan engga lama ada telpon dari Darno,
“Bentar ya”
kata gua ke Eva lalu mengangkat telpon



Tut tut tut
telpon gua rijek sepihak
“Ada apa kok
kayanya serius banget ?” Tanya Eva
“Duh sorry
banget, temen gua diserang tongkrongan tetangga”
“Belum damai
juga itu, yaudah sana buruan bantuin temennya”
“Yesss” batin
gua “Yaudah gua balik dulu ya” kata gua lalu buru-buru keluar dan tancap gas
Piyuuhhh lega,
Gua ngerti apa yang Eva maksud, tapi gua ingat setiap kali gua melakukan itu
Eva bakalan ngejar-ngejar gua lagi sedangkan gua engga memiliki perasaan
apa-apa. Gua masih ingat dengan janji yang pernah gua ucapkan dulu dengan
seseorang untuk engga mempermainkan prasaan perempuan lagi, walau dia sudah
engga ada disini tapi gua tetap selalu mengingat janji itu.
setelah jauh dari rumah Eva gua berhenti di warung jamu untuk membeli 2
botol minuman, lalu melanjutkan perjalanan ke rumah Darno.
“Mantab gak acting gua ?” Tanya Darno yang sedang duduk di teras
rumahnya sendirian saat gua baru sampai
“Mantab, gua
aja kaget waktu lo malah bilang ada yang diserang untung dulu gua pernah
“HAHAHA
makanya lo kasih tau gua dulu harus ngomong apa, lo Cuma SMS lubang neraka ya
gua asal jadinya” Kata Darno
PLUK.. “Yah gua buru-buru takut diperkosa duluan” Jawab gua sambil membuka botol minuman
“Gak nyesel lo
?”
“Lebih nyesel lagi kalo gua ingkarin janji” “yaelah, kuat banget lo kalo
udah janji” “Tentu, gua engga pernah ingkar janji” “Nih” Darno memberikan satu
buah lintingan
“Wihh bagus
gak nih ?” Tanya gua sambil mengambilnya
“Udah isep
aja, manteb nih barang dari Dodi”
Gua menyalakan
lintingan kecil yang sudah Darno racik, lalu menghisapnya SSSSSshhhhh
HHhhhhuuu……
Sebenarnya gua engga terlalu menyukai barang haram ini, bagi gua ini
seperti rokok biasa karena engga bisa membuat gua melupakan apa yang sedang gua
pikirkan. Gua ambil hp di saku dan melihat SMS yang belum dibaca tadi







Gua membaca semua pesan itu berulang-ulang tanpa membalasnya, seperti
ada maksud disetiap katanya. Dia seperti bicara sendiri tapi kenapa dia tetap
mengirim SMS pedahal sudah jelas dari tadi gua abaikan semua SMSnya, lalu apa
maksud bintang jatuh dan dia mengatakan permintaanya yang gak terkabul ? apa
yang dia minta ? gua udah biasa mengabaikan SMS dari orang termasuk Pacar atau
selingkuhan, kenapa gua merasa bersalah setelah mengabikan SMS dari Kanza.
Sekitar jam 00:30 minuman dan lintingan habis, gua pulang dari rumah
Darno. Setelah sampai rumah gua merebahkan badan di kasur, Kanza terus
bergentayangan dipikiran gua seperti hantu.
Setelah coba bergonda ganti posisi untuk tidur, mata gua tetap engga
bisa merem. Lalu gua membuka lemari untuk menyiapkan keperluan sekolah besok,
setelah semua sudah siap Tangan gua seperti tertahan saat mencoba menutup pintu
lemari. gua ambil foto yang menempel di balik pintu lemari lalu kembali
merebahkan badan, ini adalah foto gua waktu kelulusan.
Perlahan jari
telunjuk gua mengusap wajah perempuan dengan rambut panjang yang sedang
merangkul gua. Dia adalah adik kelas gua, itu adalah terakhir kali gua
melihatnya sampai akhirnya gua meninggalkan sekolah dan dia meninggalkan bogor
karena kedua orang tuanya memaksa dia pindah sekolah ke Lampung untuk
melanjutkan kelas IX di sana.
Sampai sekarang gua engga tahu kabar dia disana, engga ada yang tahu
alasan dia pindah rumah. Dia engga pernah memberi gua kabar dan setiap kali gua
coba menghubungi nomornya selalu engga aktif. Mata gua mulai berat dan gak
butuh waktu lama gua pun tertidur.