Aku Kau dan sabun Part 18


Gua mulai kebingungan karena gua gak yakin kuat bawa motor dengan keadaaan tangan kaya gini, Atau gua tinggalin motor balik naik angkot ? sambil berjalan menuju tempat parkir gua terus memikirkan caranya pulang ke rumah.

“Aku aja yang bawa motor” Kata Kanza setelah sampai di parkiran

“Emang bisa ?”

“Bisa, Mana kuncinya ?”

“Bentar..” Gua mengambil kunci yang gua simpan di dalam tas lalu memberikannya “nih”

“ tapi kamu jangan nempel sama aku”

“Iya Iya..”

Setelah memberikan kunci, Kanza langsung stater motor dan kita keluar meninggalkan sekolah, rasanya engga nyaman banget naik motor sambil jaga jarak seperti ini, ditambah sepertinya tadi sore hujan jadi terasa begitu dingin. Gua meminta Kanza untuk berhenti sebentar dipinggir jalan

“Ada apaan Bob ?”

“Bentar” gua melepas sweater yang gua pakai lalu meminta kanza untuk memaikainya

“kalo kamu masuk angin aku engga tanggung jawab loh”

“Ia gua kan kuat
ayo maju HIIIHHAAAA”
“Emang aku kuda, ini kita lewat mana ?”

“Udah lurus aja”

“Oke” Kanza kembali menarik gas

Udara semakin terasa dingin, tangan gua seperti mati rasa. Sepanjang jalan gua menyilangkan tangan di dada.Berrrrrr… shhhhHHhhhhh Dinginn….


“BOB” “Iya za”

“BOBI KIRI ATAU KANAN ?” “KANAN”

“HAH APAAN ?” Suara dia terdengar lebih keras

“BOLOTTTT AMBIL KANAN AMBIL KANAN”

“HAH KAMU NGOMONG APA ?”

“………..” karena kesal gua sedikit maju “KANZA BELOK KANAAAN” Gua teriak ditelinganya

Kanza langsung ngerem mendadak “Gak usah teriak juga Bob, pengan aku” Protes Kanza “Setdahh untung gak ada yang nabrak”

“Abis kamu pake teriak segala”

“Lagian lo gak denger-denger gua bilang kanan” “Tadi katanya lurus aja”

“Lurus juga kan itu ada pertigaan 

“Kamu sih pelan banget ngomongnya jadi aja kelewat” Protes dia sambil memutar balik motor

“Kamu kan yang nyuruh jangan deket-deket 

“Yaudah segini aja biar kedengeran” “Ia komandan”

Hoahhhh… gua mulai ngantuk

“Za..”

“Iya Bob ?”


“Gua boleh minjem punggungnya gak ?”

“Buat apaan ?”

“gua pegel, pengen nyender”

“Yaudah, tapi pegangan ya takut kamu ketiduran”

“Iya”

Gua sandarkan kepala dipunggungnya dan melingkarkan tangan dipinggangnya, hangat…

tubuhnya terasa hangat. Andai gua bisa selalu merasakan kehangatan seperti ini , Waduh

DIRLI bangun . Gua coba mencari hal lain yang gua bayangkan untuk membuat DIRLI tidur lagi.

“Tangannya jangan gerak ya” Kanza membangunkan gua dari lamunan

“Kenapa emang ?” Gua pura-pura polos

“Pokonya jangan, udahh disitu aja jangan gerak tangannya”

“Siap TUAN PUTRI”

Setelah sekitar 1 jam perjalanan kita sampai disebuah rumah sederhana dengan cat warna biru. Pedahal biasanya kalo gua berangkat sekolah Cuma butuh waktu 30 menit tapi karena

gua sempat putar jalan jadi agak jauh biar bisa lebih lama meluk dia 

Gua turun dari motor untuk membuka gembok lalu membuka gerbang lebar-lebar, Kanza masuk duluan setelah mengunci kembali gerbang gua berjalan dan membuka rolingdor garasi

“Ayo masuk” ajak gua

“Ini aku engga apa-apa nginep ?” Tanya dia ragu, sambil masih duduk di atas motor

“Udah cuek aja, disini engga bakalan ada yang negor”

“Kan tamu 1 x 24 jam wajib lapor”

“Udah tenang aja, RT nya juga sodara gua”

“Owh, bagus deh”


Lalu Kanza memarkirkan motor di garasi, CKREK... gua membuka pintu garasi yang terhubung dengan rumah. Gua langsung merebahkan badan di sofa, dengan Kanza yang masih berdiri melihat langit-langit rumah.

“Kenapa Za ?” Tanya gua heran

“Kamar mandi di mana ya ?”

“Lo nyari kamar mandi cicak ya 

“Hehee abis bagus sih lukisan langit-langitnya, badan aku lengket nih pengen mandi”

“Dasar aneh, Itu kamar gua” kata gua Sambil menunjuk pintu dengan warna coklat

“Aku kan nanya kamar mandi, bukan kamar kamu 

“Gua belum kelar ngomongnya, lo masuk kamar gua nah disitu ada kamar mandi di dalemnya”

“Hehe , yaudah aku mandi dulu”

Dia berjalan membuka pintu kamar gua lalu masuk dan kembali menutup pintunya, gua ambil remot TV di meja dan coba menghilangkan kesunyian dengan nonton bioskop gratisan yang sering tayang sekitar jam 9 malam.

Rasanya sudah lama gua engga membawa perempuan ke rumah, pedahal dulu setiap kali

ditinggal pergi gua selalu menjadikan rumah itu surga dunia . malam ini gua kembali membawa perempuan, dia adalah Kanza seorang perempuan dari Kayangan yang akan menginap di rumah gua.

“BOBIII…” Teriak Kanza dari kamar mandi

“APA ?”

“SINI BURUAN”
Dengan penuh semangat gua bangun dan berjalan ke kamar