Dari atas sini Gua melihat
beberapa calon siswa baru yang sedang di hukum keliling lapangan, gua malah membayangkan
siswa itu adalah gua dulu yang datang telat. Walau awalnya gua jengkel kena
hukuman di hari pertama, tapi gua bersyukur tanpa hukuman itu mungkin ceritanya
akan berbeda sekarang.
Saat bel istirahat berbunyi gua
turun ke bawah, Siswa baru mulai terlihat ke kantin, lapangan, dan duduk-duduk
dibawah pohon rindang. Dari kejauhan gua melihat Kanza berjalan ke arah gua
sambil membawa snack dan minuman ditangannya.
“Nih” kata dia memberikan sebotol minuman
“Gimana jadi panitia ?” tanya gua sambil mengambil
minuman
“Hmmm gimana ya” Kata dia sambil
telunjuknya di letakan dibawah dagu dengan kepala sedikit miring ke kanan “Biasa
aja sih” Lanjutnya
“Nyebut biasa aja ampe mikir lama gitu”
“Hehe ke kantin yuu aku laper” Ajak Kanza sambil
mengandeng tangan gua
“Ehh Mas Bob lagi” kata Ijem saat
melihat gua dan Kanza dateng “eh ama neng Kanzanya sekarang mah” Lanjut dia
“kangen ya Jem sama Bobi” kata Kanza
“Engga ah Neng, Ijem mah kangen sama semua yang
beli Bakso Ijem”
“Itu mah bukan Kangen orangnya Jem
kangen duitnya” kata Kanza sambil memainkan Hp di tangannya “Eh bob liat deh
ini”
Dia menunjukan sebuah foto-foto
siswa baru yang tadi dia ambil di aula, gua ambil hp nya lalu perlahan gua liat
satu persatu fotonya. Semua siswa begitu asing di mata gua, walau pun ada yang
gua kenal karena letak rumahnya engga jauh dari rumah gua. Hoaahhh… gua menguap..
“Ngantuk ya ?”
“Ia Za”
“emang semalem tidur jam berapa ?”
“Ih kamu mah, tidur jam segitu bukan bangun siang
aja ntar ke sekolahnya waktu istirahat”
“Kan pengen ketemu sama lo Za
”

“Hehe
biasa
aja pedahal mah”

“Heuuu itu kan kata-kata gua”
“Hehe
” dia malah cengengesan bego

Setelah makanan habis kami kembali ke lantai 3.
Karena ngantuk gua merebahkan badan
dibangku dengan paha Kanza
: sebagai bantalnya sambil menatap dia dari
bawah, Kanza sedikit menunduk sambil membalas pandangan gua.

“Za”
“Iya”
“Gua mau ngomong sesuatu” Kata gua
“Apaan Bob ?”
“Ada upil” kata gua sambil menunjuk idungnya
TAK.. kepala
gua langsung di jitak
“Setdahh pedahal gua Cuma becanda
”

“ia aku juga tadi becanda”
“Becanda lo mah sakit
”

“biarin wle
”

TETT… bel masuk
berbunyi,
Gua dan Kanza turun ke bawah tapi kali ini gua
engga ke kantin tapi ikut dengan dia ke aula. Walau sedikit malu karena gua
bukan panitia tapi gua duduk pagar dekat aula melihat anak-anak baru dari balik
jendela, dari sini gua melihat Kanza yang entah lagi ngomong apa di dalam sana
karena engga jelas terdengar.
Gua jadi
teringat masa-masa MOS dimana gua ngemalun sepanjang acara hanya karena
memikirkan orang yang sekarang sedang bediri di depan aula di dalam sana, dia
adalah Kanza orang yang menampar gua saat datang kepagian.
Tanpa sadar gua senyum-senyum
sendiri mengingat semua itu, Setelah acara selesai satu persatu siswa baru
keluar dari ruangan. Gua masih duduk di tembok pagar menunggu Kanza yang sedang
merapihkan ruangan.
Gua pandangi satu persatu siswa baru yang lewat di
depan gua, Jantung gua tiba-tiba berdebar saat melihat seseorang yang sibuk
memainkan hp yang sedang berjalan ke arah sini.
Jantung gua berdetak semakin
cepat saat dia semakin mendekat, semakin dekat…. lalu dia berhenti saat melihat
gua yang sedang duduk di tembok pagar.
Seseorang
dengan hidung mancung, kulit putih, dan rambut panjang yang menggunakan pita
warna warni dengan sebuah gelang yang melilit dipergelangan tangan kanannya.
Dia terlihat syok Lalu tersenyum dengan mata berkaca-kaca sampai perlahan air
matanya engga bisa dia tahan lagi. Gua turun dari pagar dan berdiri di
hadapanannya ,
Sekarang kami saling berpandangan dengan jarak
begitu dekat, gua menyeka air matanya dengan tangan kanan. Rasanya gua ingin
memeluknya tapi gua ingat sekarang hanya ada satu orang yang berhak mendapatkan
pelukan gua itu. Gua lihat ke aula ternyata Kanza sudah meninggalkan ruangan
dan sekarang sedang berjalan ke arah kami, buru-buru gua lepaskan tangan dari
pipinya.
Aku Kau dan sabun Part 29