Aku Kau dan sabun Part 4



Sore harinya setelah keperluan yang harus dibawa besok sudah lengkap, gua kembali menyalakan komputer untuk coba melanjutkan quest (misi) yang belum sempat gua selesaikan, tapi karena masih engga ada orang yang mau membantu gua untuk mengajari cara bermain game ini gua punya satu solusi yaitu dengan membuat ID baru.

Setelah ID baru selesai gua kembali membuat class archer namun kali ini gua memberikan nick name “Kanza” dengan wajah yang gua atur sedemikian rupa agar terlihat cantik meskipun hanya karakter game.

Baru gua main beberapa menit ada sebuah private message masuk

“Cc, mau aku bantuin engga lawan momonnya ?”



Wah ternyata begitu mudah menemukan orang yang mau membantu gua bermain game kalo jadi hode, tau seperti ini gua dari kemarin buat hode biar engga kebingungan.

“Momon itu apa kaka ?” gua coba membalas PM dari Class perist dengan nick “Gelnt” karena gua sendiri masih awam jadi engga tahu soal istilah-istilah aneh dalam dunia game
RPG

“Itu loh yang lagi cc lawan, momon = monster”

“Owh, eh ini kok darah aku jadi penuh lagi ya pedahal engga ngisi darah ?” Tanya gua karena heran kenapa tiba-tiba bisa penuh sendiri

“Aku PERIST cc, jadi bisa ngisi darah orang. Sini party aja biar cepet kelar questnya”

“Party ? maksudnya pesta ? emang ada di dalam gamenya ?”

“Party itu grup cc, jadi kalo aku bunuh monsternya quest cc jadi cepet kelar”

“Owh gitu, trus ini apaan tanda seru di tengah-tengah ?”

“Klik aja terus terima, itu undangan party”

“Ok”

Gua ketawa-ketawa sendiri melihat kelakuan orang yang begitu mudah dibodohi ini, dia begitu percaya kalo gua adalah cewe tulen pedahal dia engga tahu kalo sebenarnya yang dia

bantu dari tadi adalah batangan.

Perut gua mulai laper, saat gua melihat jam di pojok kanan bawah monitor sudah menunjukan pukul 09.00 malam, gua ambil nasi lalu kembali bermain game sambil makan. Setelah berjam-jam bermain game gua lihat ada sms masuk dari nomor asing.

from xxx : “aku kangen kamu”

to xxx : “Ini siapa ?”

Gua kembali bermain game sambil sesekali melihat hp tapi sampai 2 jam kemudian engga kunjung ada balasan, karena mata sudah mulai ngantuk gua memutuskan untuk tidur.

Setelah gua bangun, gua ambil hp karena masih penasaran dengan nomor tadi tapi masih engga ada balasan. Gua coba telpon tapi nomor tidak aktif, gua ambil handuk lalu masuk ke dalam kamar mandi sambil menebak-nebak siapa yang SMS tadi malam.

Apa itu SMS dari Mona ?

ah sepertinya bukan, dia kan udah punya cowo baru

Apa itu SMS dari Citra ?

tapi kayanya engga deh, dia bilang engga mau ketemu gua lagi

Apa itu SMS dari Lizti ?

hmmm… bisa jadi, karena dia sempat bilang sampai kapan pun akan menunggu gua kembali.

Tapi gua engga mungkin bisa kembali, karena BOGOR-MANADO ? gua engga mau LDR, bagi gua lebih baik Jomblo dari pada LDR, apa enaknya hanya memiliki status tapi saat hujan gua masih kedinginan engga ada yang bisa membuat DIRLI kembali bersemangat,

“ia engga DIR ?” Tanya gua sambil menggoyang-goyangkan DIRLI yang belum bangun

“DIR ? ah… lo lemes banget hari ini”

Gua lihat jam dinding sudah menunjukan pukul 06:10, gua bergegas mandi lalu sarapan sedikit dan berangkat sekolah. Tapi ada yang aneh, kenapa rasanya begitu sepi ? hanya baru ada beberapa orang yang datang. Gua coba SMS Darno

to Darno : “oii lekong, udah berangkat belum lo ?”
 from Darno : “Sabar Tot, gua baru pake sepatu”

to Darno : “Buruan lo, gua udah nyampe sekolah”
from Darno : “Buset pagi amat lo berangkat, baru juga jam stengah 7”


Hah setengah tujuh ? gua liat jam yang ada disudut kanan atas hp baru menunjukan pukul 06:35, karena gua terlalu panik takut kesiangan jadi engga terlalu merhatiin jam di hp.

“ini pasti kerjaan mamah yang percepat jam biar gua engga berlama-lama di kamar mandi kalo pagi” protes gua dalam hati

Karena kesal gua tendang-tendang botol bekas yang ada di lapangan sambil berjalan ke aula. Karena masih pagi beberapa siswa baru masih pada duduk-duduk dibangku lorong kelas, gua coba melihat ke dalam aula namun baru ada satu orang yang lagi duduk sambil menulis.

Gua berjalan mendekatinya, tapi sepertinya dia bukan sedang menulis tapi menggambar sesuatu dibuku. Gua penasaran apa yang sedang dia gambar, perlahan gua coba mendekatinya tapi dia langsung menutup buku itu segera setelah menyadari kehadiran gua dan saat gua lihat wajahnya ternyata itu Kanza.

Ini seperti mimpi jadi kenyataan dimana gua dan Kanza hanya berdua disebuah ruangan :, dia berdiri dan tampak kebingungan melihat gua yang mematung di hadapannya.

Wajahnya yang cantik dengan beberapa aksesoris gembel tapi tetap engga mengurangi kecantikannya, gua hanya diam menatap wajahnya lalu turun ke bajunya

“engga ada penampakan  , berati ini bukan mimpi” batin gua
“Kenapa ?” Tanya dia heran

“Engga, kok sendirian ?”

“Suka-suka”

“…………….” Gua kembali diam dengan tatapan masih melihat dadanya yang terlihat besar dan menggairahkan

 suaranya menggema di dalam ruangan

“Engga usah cabul” kata dia setelah menampar gua

“……………” gua hanya diam sambil memegang pipi kiri yang terasa panas

setelah bicara dia mengambil buku dan tas lalu berjalan ke arah pintu keluar, gua hanya diam melihat dia berjalan keluar dari aula.