Beberapa minggu menjelang Ujian
Nasional, hari ini gua datang ke sekolah lebih pagi karena ada tugas yang belum
dikerjakan. Setelah tugas beres dengan hasil mencontek gua keluar kelas ke
tempat biasa Kanza menunggu gua datang. Jam digital di Hp menunjukan pukul
6:45, biasanya jam segini gua yang baru datang dengan Kanza yang menunggu di
sini tapi kenapa justru gua yang duduk disini sedangkan Kanza belum keliatan
dari tadi. Gua coba mengirim pesan

Gua menatap hp yang gua genggam menunggu balasan
5 menit..
10 menit..
15 menit…
TETTT bel
berbunyi
Gua berjalan ke lapangan untuk
mengikuti Upacara, selama upacara setiap kali mendengar suara gerbang dibuka
gua menoleh tapi lagi-lagi bukan orang yang gua tunggu yang masuk melainkan
guru-guru yang baru datang. Selesai apel gua telpon Kanza tapi engga diangkat,
sepertinya dia masih tidur karena percuma aja gua telpon Hp dia silent kalau
tidur. Ini bukan pertama kalinya Kanza engga masuk sekolah karena kesiangan,
selama kelas XII dia udah
tiga kali gak masuk dengan alasan susah dibangunin 

Selama pelajaran pertama gua habiskan dengan melamun,
semua yang dijelaskan guru samasekali engga gua cernah. Pelajaran kedua,
Piccolo datang seperti biasa menagih tugas yang dia berikan. Setelah
mengumpulkan tugas gua kembali duduk di bangku sambil sesekali melihat hp tapi
belum juga ada balasan dari semua SMS yang gua kirim.
“kita ulangan Harian” Kata Piccolo
“Yah Pak, baru abis TO” Protes salah seorang siswa
“………..” Tanpa mempedulikan protes siswa Piccolo
membagikan soal,
Luas daerah yang dibatasi oleh parabola y = 4x −
x2, y = −2x + 8, dan sumbu Y = FU*CK
Rasanya begitu malas mengerjakan
soal-soal ini, bahkan kolom nama engga gua isi. Gua hanya membalikan soal dan
menggambar DIRLI dengan rambut keribow dibelakangnya.
DRET……
DRET….. DRET… hp gua bergetar lama ada panggilan masuk, gua ambil
hp di saku celana dan ternyata itu
panggilan dari Kanza. Dasar Kanza, pasti tadi susah dibangunin
lagi
. Piccolo yang dari tadi terus mengawasi
kelas membuat gua engga bisa mengangkat telepon, Lalu Kanza menelpon lagi, tapi
tetap engga gua angkat sampai panggilan ke 5 baru gua meminta izin ke WC tapi
Piccolo engga memperbolehkan, dengan kepala yang sedikit menunduk gua diam-diam
mengangkat telpon.






“BOBI TUTUP TELPONNYA” Kata
piccolo yang berteriak di depan tapi gua engga mempedulikannya, lalu dia bangun
dari meja guru dan melangkah

Nenk Kanza tapi gak ada pulsa
jadi minjem Hp Nenk Kanza terus bibi liat ada banyak SMS dari mas Bobi jadi
Bibi sekalian telpon”





TUT TUT
TUT telpon diputus sepihak
Gua menundukan kepala sambil berdiri dan
melangkahkan kaki
“Bob” Darno memanggil gua tapi engga gua jawab
“MAU KEMANA KAMU ?” Kata Piccolo yang berdiri di
depan gua
“...............” gua hanya diam
sambil menunduk melewatinya tapi Piccolo memegang pergelangan tangan kiri gua,
gua memutar badan dan mengangkat kepala“LEPASIN
BANG*SAT” gua teriak sambil meronta
melepaskan tangan tapi Piccolo semakin kencang memegang pergelangan tanggan kiri gua dengan tangan kanannya,
BUG.. piccolo
menampol wajah gua dengan tangan kirinya,
BRUK tas yang
gua genggam di tangan kanan jatuh ke lantai. Gua menonjok wajah Piccolo sekeras-kerasnya sampai dia melepaskan
tangannya lalu mencengkram lehernya sampai dia kesulitan bernapas “LO DENGERKAN TADI ? UDAH JELAS GUA MAU KE
RUMAH SAKIT” lalu gua lepaskan
lehernya dan mengambil tas yang ada dilantai, Gua menggeleng-geleng kepala saat
melihat Darno yang sedang berdiri di meja dengan tas yang dia genggap seolah
memberikan isyarat agar dia tetap melanjutkan ulangan.
Aku Kau dan sabun Part 42