Aku Kau dan Sabun Part 45



Sekitar 4 hari tutup, warnet kembali buka seperti semula. Uang dari penjualan item game online masih tersisa cukup banyak, hasilnya gua yang sempat ingin pensi dari game online malah kembali kecanduan game tapi bedanya bukan hunting xp atau rusuh di dalam game melainkan gua sibuk nempa Equip setiap hari. Equip game yang engga laku di jual di real gua jual di dalam game, lalu gold yang gua kumpulkan di jual. Harga gold @Rp. 2.000/Juta lumayan menjanjikan karena dalam sehari gua bisa menghasilkan rata-rata 300 juta gold. Karena mencari pelanggan engga mudah jadi gua menjual gold pada sebuah website yang menampung gold walau harganya jadi turun @Rp. 1.500/ juta.

Meski warnet udah buka kembali dan gua punya banyak uang hasil jualan item game tapi itu sama sekali engga bisa membuat gua bahagia, bukan gua engga bersyukur tapi rasanya ada yang kurang. Setiap kali ingat masa-masa yang gua lalui bersama Kanza dada ini terasa begitu sesak, setiap kali gua duduk di lantai atas sekolah gua selalu ingin lompat tapi ada sesuatu yang menahan gua untuk engga melakukan itu. Bukan gua takut mati, semua yang bernyawa pasti mati tapi gua takut kalau sampai cita-cita yang pernah gua rencanain dengan Kanza jadi sia-sia.

Hari yang paling ditakutkan semua siswa telah tiba, hari ini gua datang lebih awal karena akan mengikuti Ujian Nasional. Ada yang bilang tempat duduk waktu Ujian itu ikut menentukan kelulusan tapi nyatanya biar pun gua duduk di pojok belakang tetap aja engga bisa nyontek, bukan karena gua gak suka curang tapi sebelum Ujian dimulai gua udah dapet bocoran jawaban dari salah seorang siswa yang katanya dia dapet dari Bokapnya salah
seorang guru di sekolah, jadi gua gak perlu repot-repot nyontek .

Walau dapet bocoran tapi gua tetap membaca kembali semua soal, tapi untungnya ada Bocoran karena dari semua soal hanya sekitar 25% yang gua ngerti sisanya gua gak bisa jawab karena memang gua engga pernah belajar selama menjelang Ujian bahkan gua engga pernah ikut pelajaran tambahan.

Pengawas melarang gua untuk meninggalkan ruangan karena ujian baru berlangsung 30 menit, jadi dengan rasa bosan dan ngantuk gua harus menunggu waktu habis. Untung menghilangkan kebosanan gua membalikan soal dan mulai mencoret-coret, kalau biasanya gua mencoret-coret kertas dengan gambar tapi kali ini gua engga membuat gambar di balik soal melainkan sebuah target.

Pemasukan Pokok :

1 Unit @ Rp. 50.000 / Hari x 35 Unit = Rp. 1.750.000


1 Hari @ Rp. 1.750.000 x 30 Hari = Rp.
52.500.000
Pengeluaran :


Listrik : Rp. 4.000.000 / Bulan

Koneksi : Rp. 4.000.000 / Bulan

Sparepart : Rp. 500.000 / Bulan

Gaji : Rp. 2.000.000 / Orang x 4 orang = 8.000.000

Biaya tak terduga : Rp. 1.000.000

Total : 17.500.000 Sampingan dari game :

1 hari penjualan gold @Rp. 300.000 x 30 Hari = Rp. 9.000.000



Pemasukan
52.500.000 + 9.000.000 =
61.500.000
Pengeluaran Rp.
17.500.000

Total pendapatan : Rp.
44.000.000






Itu adalah khayalan tingkat tinggi , karena kenyataannya warnet engga 24 jam penuh pengunjung bahkan kadang koneksi suka gangguan sekitar 1 – 4 jam, walau hanya sekitar 1 – 3 kali gangguan perbulannya tapi itu menurunkan pendapatan. Tapi dari itu semua sekitar 60% gua dapatkan tiap bulannya, tapi engga ada salahnya kan kita membuat target yang harus kita capai walau pun kita engga mungkin bisa 100% mencapainya.

Setelah Bell berbunyi gua meninggalkan ruangan dengan cengengesan engga jelas, bukan gua gila tapi karena gua membayangkan dapat penghasilan seperti yang gua coret-coret tadi. Mungkin kalau gua bisa mencapai target segitu setiap bulannya dalam waktu satu tahun bisa

membeli sebuah rumah : Sambil masih melamun gua engga langsung pulang melainkan naik ke lantai 3 seperti biasa.

Gua sandarkan badan di bangku sambil memejamkan mata, suasana berubah jadi mellow.

Za…. Andai kamu masih ada di sini, mungkin aku bakalan jadi orang paling bahagia di dunia ini. Punya penghasilan tetap dengan jumlah yang mencukupi serta memiliki seorang istri sepertimu, tapi kenyataannya takdir berkata lain. Aku sadar bumi itu luas, tapi menemukan kembali orang sepertimu pasti sangat sulit atau mungkin engga akan ada yang sepertimu.

Andai kamu dilahirkan kembali ke dunia, walau di tempat yang berbeda dan dengan tubuh yang beda aku harap aku bisa kembali memilikimu meskipun usia kita pasti sangat jauh selisihnya. Aku engga peduli dengan semua itu karena perasaanku akan selalu sama, aku akan tetap menyayangimu, mencintaimu, dan mengagumimu, dan aku harap kamu pun demikian.

DRET DRET DRET DRET Hp gua bergetar ada panggilan masuk dari nomor asing

Gua  “Hallo”


xxx  “Hallo, charnya beneran mau di jual ?”

Ternyata dari orang yang melihat iklan yang gua pasang di internet, beberapa hari lalu gua sempat memasang iklan di sebuah forum jual beli untuk menjual salah satu ID game yang biasa gua gunakan untuk rusuh dan hunting item di dalam dungeon. Harga yang gua pasang cukup mahal sesuai dengan Equip dan level 103.

Gua  “Masih, ini dengan siapa saya bicara ?”

Xxx  “Saya Mia, saya ingin beli char Assasinnya. Bisa nego gak ?”

Gua  “Mau nego berapa ?”

Mia  “45 Juta”

Gua  “Wah turun jauh bener, 50 dah saya lepas”

Mia  “Saya ada uangnya segitu kaka”

Gua  “Kalo gitu 45 tanpa Tome gimana ?”

Mia  “Iya engga apa-apa saya punya pan gu buat gantinya”

Gua  “Oke sip, mau transfer atau ketemuan ?”

Mia  “Ketemuan aja, kamu orang Bogor kan ?”

Gua  “Iya, trus mau ketemuan di mana ?”

Mia  “Cibubur aja, entar aku SMS lokasinya”

Gua  “Sip”

Lalu kami mengakhiri percakapan di telpon, beberapa menit kemudian ada SMS masuk dari Mia yang memberitahu untuk ketemuan sore hari di sebuah mol di daerah Cibubur. Gua berdiri dan melangkahkan kaki untuk pulang karena waktu udah menunjukan pukul 13:20.