Sekitar jam 19:30 kita sampai di
rumah Mia, Gua memperkenalkan Dian dengan Mia. Walau tadi marah-marah di telpon
tapi saat kami sampai di rumahnya Mia engga menunjukan kemarahannya tapi dia
malah terlihat senang saat kita datang.
Kita duduk di ruang tamu
rumahnya, kami ngobrol-ngobrol tentang game. Mia terlihat kecewa saat gua
memberitahu kalau pensi bermain game, tapi untungnya dia bisa ngerti alesan
kenapa gua berhenti. Mungkin dia ngerasa kehilangan temen deket di dalam game,
jadi sempat gak terima kalau gua berenti main game.
Sekitar jam 21:30 kita sampai di
bogor, gua parkir mobil di depan rumah Dian. Uwanya sempet gak mengenali gua
karena terakhir kali ke sini waktu kelas VIII SMP itu juga Cuma beberapa kali
waktu Dian minta anter ke rumah uwanya. Sambil menunggu Dian ganti baju uwanya
ngajak gua ngobrol-ngobrol. Pedahal gua gak terlalu akrab dengan Uwanya tapi
dia engga terlihat marah atau pun introgasi gua, atau mungkin Dian pernah
ceritain gua ? entahlah hanya mereka yang tahu.
Sekitar 20 menitan Dian keluar dengan baju tidur
berwarna kuning dan rambut yang sedikit basah, di duduk di bangku depan rumah
sambil meletakan teh manis di meja. Beberapa menit ngobrol-ngobrol bareng
uwanya masuk ke dalam rumah meninggalkan kami berdua.
“heh” gua menoyor kepalanya
“Apa sih”
“Kenapa senyum-senyum sendiri”
“Hehehe seneng aja”
“Seneng kenapa ?”
“Engga apa-apa
”

“Teje”
“Apa itu teje ?”
“Teu Jelas”
“Hehe jelas kok ka
”

“Kaka gak perlu tau, yang penting kaka tau aku
seneng”
Dian banyak cerita tentang kesehariannya di
sekolah, dia juga banyak menanyakan soal usaha gua yang perlahan semakin
meningkat. Gua juga meminta dia untuk bantu promosi jualan di sosmed dan di
sekolahnya, tapi dia menolak waktu gua bilang bakalan di kasih komisi. Dia
bilang mau suka rela bantu gua.
Dian terlihat cemberut saat gua
pamit pulang, dia nyuruh gua nginep
tapi
gua coba menjelaskan kalau gua sampe larut takutnya entar jadi omongan
tetangga, apa lagi uwanya salah satu tokoh agama di daerah sini.

sekitar jam 23:00 gua sampai di
warnet, walau ini hampir tengah malam tapi warnet tetap ramai pengunjung yang
rata-rata bermain game online. Di server ada Andi yang lagi asik mengedit
sebuah video, dia bilang itu untuk permintaan maaf buat pacarnya. Menurut gua
itu konyol, kalau mau minta maaf cukup samperin orangnya terus ucapin kata
maaf, tapi yang tulus ngucapinnya. Kalau menggunakan video atau hadiah-hadiah
lainnya itu terlihat seperti nyogok.
Gua naik ke lantai atas karena
Andi bilang barang yang tadi gua beli udah sampe, setelah memastikan semua
barang sesuai yang gua pesan lalu gua bergegas mandi sebelum tengah malem.
Di kamar mandi Dirli gak mau
diem, mungkin dia kangen dengan sabun atau kangen dengan Vivi
: tapi gua gak menuruti kemauannya dan
menutup dengan handuk.

CKREK gua membuka pintu kamar untuk ganti pakaian tapi
gua terpaku saat melihat pemandangan
yang indah. Kulit yang putih mulus dengan tubuh yang terlihat menantang dari
Vina yang hanya tidur dengan celana pendek dan
tengtop
:

Dirli yang tadi udah mulai tenang
sekarang jadi semakin memberontak, Gua berjalan mendekati Vina yang sedang
tidur pulas, perlahan gua merendahkan badan sampai gua bisa melihat wajahnya
yang cantik dan tubuhnya yang indah.
Lalu pelan-pelan gua menarik
selimut yang dia gunakan sebagai bantal, tapi sepertinya gua membangunkan Vina.
Matanya sedikit terbuka, lalu dia memegang bahu gua dan menariknya sampai badan
gua menindihnya. “#$*&@#^@#%$&@#$” Vina ngomong gak jelas sambil
merem, kayanya dia ngelindur atau jangan-jangan
lagi mimpi
:

Pikiran gua semakin kacau,
Setelah beberapa menit pelukan Vina menendor, buru-buru gua lepasin tangannya
dan mengambil bantal yang ada di samping untuk dia peluk sebagai
Hhhhhhaaaaa…
Gua buka lemari yang engga jauh dari ranjang lalu
memakai pakaian karena takut Dirli
kabur
, setelah semua aman terkendali gua ambil
selimut yang ada di lemari lalu menyelimuti Vina yang masih memeluk bantal itu.
Gua takut kalau keadaan ini bikin gua hilaf jadi gua turun ke lantai bawah
untuk mencuci pikiran yang semakin kotor.

“Kampret lo gak bilang kalo Vina nginep”
“HAHAHAHAHA
sorry
sorry Har gua lupa bilang tadi”

“Suram”
“Suram kenapa ? Dia biasanya suka nginep
”

“Tapi biasanya dia gak nyeremin kalo tidur”
“Nyeremin gimana ? gua gak ngerti”
“Udah pokonya orang tidur nyeremin gitu aja”
“Maksud lo dia jalan-jalan sambil tidur”
“Nah kaya gitu”
“Wah gua kira yang gituan Cuma ada di film-film”
“Udah gak usah dipikirin, udah jadi video lo ?”
“Udah, susah banget pake after effect”
“Coba gua liat”
“Nih” kata Andi sambil memutar video format MP4
yang tadi dia buat
“Berapa lama lo buat ini ?”
“Sekitar 4 jam lebih, kren kan ?”
“Kren sih tapi Cuma 20 detik
”

“Entar kapan-kapan”
“kapan-kapan terus”
“Gua aja belajar dari youtube, coba aja lo liat-liat”
“Udah, tadi aja liat di youtube”
“Nah berati tiap hari aja lo belajar entar juga
jadi jago”
“Iya juga sih, eh lo abis dari mana ? kata Vina lo
bawa cewe”
“Abis belanja, iya tadi ngajak Dian”
“Kasian lo Vina gak pernah di ajakin”
“Entar kapan-kapan gua ajak”
Gua nyalakan satu komputer Client yang kosong lalu
mulai searching kampus yang letaknya engga jauh dari sini, ada 5 buah kampus
yang bisa ditempuh kurang dari 1 jam tapi Cuma ada 2 yang menyediakan kelas
karyawan salah satunya tempat Vina kuliah. Sepertinya gak ada pilihan lain
selain satu kampus dengan Vina.
Aku Kau dan Sabun Part 57