Jam 23:30 gua sampai di depan gerbang rumah Mia,
sambil menunggu dia membuka gembok gerbang mata gua tertuju pada jendela depan
rumah yang pecah. Setelah gerbang dibuka tanpa menunggu perintah selanjutnya
gua parkir mobil di garasi, gua jalan mengikuti Mia masuk ke dalam rumah dan
duduk di ruang tengah.
“Mana kertasnya ?”
“Ada di atas, mau minum apa?”
“Ada anggur ?”
“Anggur itu buah ka, kalo yang diminum gak baik”
“Huh, kalo gitu ada ciu ?”
“Apaan tuh ciu ?”
“Gua sendiri gak tau
itu
miras paling murah, Cuma bisa bikin masuk rumah sakit kalo kebanyakan minumnya”

“Yang bener dong ka, gak ada yang gituan di sini”
“Terus adanya apa ?”
“Air putih ?”
“Yaelah ngapain nanya kalo gitu
”

“Hehe takutnya pengen ngopi,
entar aku buatin soalnya si mamang (tukang kebun) suka ngopi”
“Ogah, jam segini ngopi yang ada gak bisa tidur”
“Yaudah tunggu bentar ya”
Mia berjalan ke dapur, rumah ini
begitu sepi. Gua pandangi barang-barang mewah yang ada di ruang tengah,
mendadak bulu gua beridiri. Rasanya seperti ada yang ngawasin, gua gerakan bola
mata ke arah kiri perlahan. Di atas lemari samar-samar terlihat ada yang duduk
di atas sana. Karena penasaran gua langsung menoleh tapi gak ada apa-apa di
sana.
Jam menunjukan 00:10, Mia kembali tapi dia gak bawa
apa-apa dan meminta gua untuk ikut ke lantai atas, gua bangun dan mengikutinya
di belakang.
CKREK Mia
membuka pintu kamar
TEEET
TEEET......
Gua syok saat melihat beberapa
orang pembantunya dan seorang bapak-bapak yang sepertinya Om dia, mereka semua
mengenakan topi kerucut dan meniup-niup tropet, kamarnya penuh dengan hiasan
dan di tengah-tengah kamarnya ada sebuah cake berukuran besar dengan nama Mia
ditengahnya.
“Ini yang ulang tahun siapa, yang dikerjain siapa
” batin gua

“Hehe maaf ya tadi Cuma boongan, kalo gak gitu kaka
gak bakalan ke sini”
“Untung gua gak bawa polisi ke sini”
“HAHAHAHA” yang lain tertawa
“Di sini aman kok ka, biar pun gak punya satpam
pribadi rumah aku deket pos satpam”
“Kampret gak kepikiran ke situ gua
”

“HAHAHAHA” sekarang Mia ikut
menertawakan gua, Mia yang lagi tertawa terlihat kaget saat gua memegang
tangannya “happy birthday” kata gua kemudian
“Makasih ya ka, udah mau dateng tengah malem”
“Lagian kaya gak ada besok aja
”

“Biar beda aja ka, mana kadonya”
“
kado dari Hongkong, tau juga engga kalo lo
ultah sekarang”

“Alesan, pokonya kudu ngasih hadiah”
“Yaudah besok nyusul”
“Sekarang !”
“Iya iya, bentar nyari dulu di luar”
“Gak usah keluar”
“Terus ?”
“Cium aku” Pinta dia sambil memasang pipinya
“………….”
Gua lihat
beberapa orang dibelakang mia, lalu om nya manggut-manggut yang gua artikan “silahkan”
dengan sedikit keraguan CUP gua
mencium pipinya. Hanya sebentar, lalu Mia tersenyum dikuti tepuk tangan yang
lain.
Setelah acara selesai, semua
pembantunya meninggalkan kamar. Sekarang hanya gua, Mia, dan Omnya yang masih
duduk di sofa yang ada di dalam kamar. Gua pamit pulang tapi Om Mia melarang gua
untuk pulang selarut ini, jadi dia meminta gua untuk nginep di rumah Mia.
Karena gua juga ngantuk jadi gua
menerima tawaran untuk nginep di rumahnya, sekitar jam 01:20 menit Om nya
meninggalkan kamar karena dia besok harus bangun pagi.
Tinggal kita berdua di dalam
kamar, Mia gak henti-hentinya senyum. Dia terlihat begitu bahagia malam ini.
“Ini siapa yang rencanain ?”
“Aku ka, bagus gak acting aku ?”
“Iya bagus, apa lagi sampe jendela rumah di pecahin
gitu”
“Hehe itu Om yang pecahin katanya biar lebih mirip”
“Pada niat banget dah, lo juga kayanya bakat jadi
artis”
“Engga ah ka, aku lebih tertarik jadi pengusaha aja”
“Iya juga sih, apa lagi lo satu-satunya pewaris
tunggal”
“Iya ka, entar kalo aku udah ambil alih perusahaan
kaka kerja sama aku ya”
“Ogah”
“Kenapa ? kan enak gajinya juga gede”
“Setinggi apapun jabatan, sebesar apapun gajinya,
kalau mereka masih nerima gaji itu artinya masih karyawan”
“Emang salah ya ka kalo kaka jadi karyawan aku ?”
“Engga salah, Cuma gua lebih suka
menggajih dari pada digajih” “Owh gitu” Mia terlihat kecewa saat gua menolak
tawarannya
“Eh ada kamar kosong ? gua ngantuk” Gua coba
mengalihkan pembicaraan
“Tidur sama aku aja ka di sini”
“Engga ah, gua takut hilaf terus
perkosa lo yang lagi tidur” “………………” Mia diam dan sedikit menundukan kepalanya “Eh
gua becanda kok becanda”
“Iya aku tau kok, bentar ya” Kata
dia lalu berjalan keluar kamar, gak lama dia kembali dengan dua botol minuman
bermerk 

“Tadi katanya gak ada Minuman
”

“Hehe boong, aku juga suka minum kok tapi kadang-kadang
aja”
Mia menuangkan minuman ke gelas kecil dan kami
minum bareng, saat lagi asik-asik minum ekspresi Mia tiba-tiba berubah.
Aku Kau dan Sabun Part 60