“Udah rapih mas ?”
“Udah, yuk berangkat”
Dengan almamater Biru gua dan
Vina berjalan keluar toko meninggalkan Arez sendirian, setelah dirasa motor
cukup dipanaskan sekitar jam 18:15 kita berangkat ke kampus.
Vina berjalan masuk ke dalam
kelasnya, begitu juga dengan gua yang masuk ke dalam kelas F8. Saat membuka
pintu kelas gua syok saat tahu orang yang waktu Open House gua perhatiin
ternyata udah ada di dalam dengan 2 orang temannya.
“Kok sepi ?” Tanya gua saat
melihat bangku yang lain masih kosong, dia menoleh dan tersenyum “Belum pada
dateng, sendirian aja” Kata dia kemudian
“Iya” Jawab gua singkat lalu
duduk di meja paling depan, tapi mereka malah dateng ke meja gua
“Ka fotoin dong” kata dia sambil
memberikan smartphone, lalu gua foto mereka bertiga. Setelah selesai gua
kembalikan Hp nya “Makasih ya ka” kata dia kemudian
“Sama-sama”
“Oya namanya siapa ?” dia menulurkan tangan
“Bobi” Gua menjabat tangannya
“Mona”
Jadi namanya Mona, gua buka tas
dan mengeluarkan daftar nama mahasiswa kelas F8 tapi gak ada yang namanya Mona.
“Gak ada nama Mona” Kata gua kemudian
“Nama lengkapku Romat Munaroh ka”
“Dia itu cowo ka” Kata temennya yang mengenakan
kacamata
“Heh nama Riski Mulia juga nama cowo” Protes Mona
“…………….” Gua hanya ketawa-ketawa melihat mereka
debat soal nama, setelah debat gua jadi tahu kalau mereka adalah Mona, Lia, dan
Vanesa
Lia, dia satu-satunya yang
mengenakan kerudung, dia cantik dengan kacamata dan hidung peseknya
Vanesa, dia juga cantik dengan
makeup yang cukup tebal menurut gua tapi justru itu yang membuat dia jadi
keliatan cantik
Sedangkan Mona, dia yang paling cantik dari mereka
bertiga.
Kita
ngobrol-ngobrol tentang asal sekolah dan pekerjaan. Gua gak banyak bicara
karena mereka yang banyak cerita. Sekitar jam 18:15 Dosen masuk di ikuti
beberapa mahasiswa baru dibelakangnya. Gua duduk di bangku sebelah kanan dekat
ketiga orang tadi, karena mereka yang minta gua duduk dekat mereka.
Saat dosen baru memperkenalkan
dirinya, seorang mahasiswa baru masuk sambil melambai-lambaikan tangannya saat
melihat gua.
“KAMPRET lo lagi lo lagi” batin gua, dia adalah
Darno. Pedahal dia sendiri yang bilang gak
lanjut
kuliah tapi justru dia malah satu kelas dengan gua
. Di daftar mahasiswa kelas F8 emang hanya
tercantum 22 orang karena data belum di update jadi gua gak tau kalau Darno
juga daftar di sini.

Darno duduk di belakang gua, dia
menendang-nendang bangku meminta gua melihat ke belakang.
“Apa ?” Kata gua pelan
“Itu siapa ?” Kata dia sambil memainkan matanya ke
arah Mona
“Kenalan sendiri”
“Pelit” Protes Darno lalu gua
kembali menghadap Dosen yang sedang mengabsen satu persatu Mahasiswa baru
“ROHMAT MUNAROH” Dosen memanggil namanya, lalu Mona
sedikit mangangkat tangan
“Kamu cewe, kok namanya Rohmat”
“HAHAHAHAHA” Mona terlihat malu
saat semua mahasiswa di kelas menertawakan namanya,
Pelajaran Pengembangan Diri,
Dosennya enak engga ngebosenin terlebih dia banyak cerita yang memberikan
motivasi.
Sekitar jam 20:30 Kelas selesai
dengan tugas yang harus dipersentasikan pertemuan selanjutnya, gua keluar kelas
di ikuti Darno dan yang lain di belakang
“Mba Vina” kata Darno saat melihat Vina yang duduk
di depan kelas menunggu gua
“Ehh Operator magang kuliah di sini juga”
“HAHAHAHA” Gua menertawakan Darno
yang terlihat malu saat dibilang Operator Magang, “Makan dulu ya, gua laper”
kata gua, lalu Vina berdiri dan terlihat senang saat gua ajak makan.
Mona dan temannya lewat di depan
gua, “Duluan ya Bob” Kata Mona lalu dia melemparkan senyuman dan berjalan
menuju parkiran
“Ciyeee udah dapet kenalan baru nih” Goda Vina
“Apaan sih, dia itu cowo” Kata gua bohong
“Boong banget”
“Tanya aja Darno, namanya aja Rohmat”
“Namanya aneh Mba cantik-cantik kok namanya kaya
cowo” kata Darno menjelaskan
“Tapi kan namanya doang, cantik gitu juga”
“Udah ah ngapain ngomongin orang, yuk berangkat”
Gua dan Vina meninggalkan Darno yang masih duduk di
depan kelas sambil ngerokok bersama yang lain, sepanjang jalan Vina hanya diam
sampai tempat parkir. Sekitar 10 menit, gua hentikan motor di sebuah resto yang
terletak gak jauh dari kampus. Setelah memesan makanan kita berjalan menuju
meja yang ada di lantai dua. Gua hanya diam melihat Vina yang lagi memainkan
tisu ditangannya
“Viiinn..”
“Hmm”
“Kamu kenapa ?”
“Gak apa-apa mas”
“Diem gitu masa gak apa-apa”
“Laper mas”
“Sabar, bentar lagi dateng makanannya”
“Iya mas”
Sekitar 15 menit kemudian makanan
datang, Vina terlihat gak berselera makan. Dia hanya mengaduk-ngaduk makanan
dan sesekali menantapnya.
“Katanya laper, dimakan dong"
“Iya mas”
Setelah makanan habis kita
langsung pulang, sepanjang jalan Vina yang biasanya banyak cerita mendadak jadi
pendiam.
sekitar jam 22:30 kita sampai di
net, Vina langsung membuka toko yang udah tutup dan gua diminta ikut masuk.
Tapi saat baru naik ke lantai atas, tiba-tiba Vina berhenti dan berbalik badan.
CUP
akurasinya begitu bagus, dalam waktu sekejap bibir
kami bertemu. Hanya beberapa detik lalu Vina melepaskan ciuman dan memeluk gua,
rasanya begitu hangat. Gua hanya membelai rambutnya yang wangi.
“Aku sayang kamu Mas” Bisik dia
dalam pelukan. “Aku tau perasaan gak bisa dipaksain, Aku Cuma pengen mas tau
prasaan aku aja” Kata dia kemudian
Gua syok dengar apa yang barusan
Vina ucapkan, serasa nortalgia tapi sedikit berbeda. Selama ini yang gua
pikirkan hanya kerjaan dan gua pikir sikap Vina itu sebagaimana bawahan kepada
atasan tapi ternyata gua yang engga peka.
bukan cinta untuk Kanza yang
memudar. Tapi Vina yang membuat gua terbiasa tanpa senyumannya, Vina yang
membuat gua terbiasa tanpa perhatiannya, Vina yang membuat gua terbiasa tanpa
kehadiranmu dan Vina yang membuat gua terbiasa tanpa dirinya sampai perlahan
Vina masuk ke tempat dimana selama ini selalu gua coba menutupnya rapat-rapat.
“Emang gak perlu dipaksain” Jawab
gua kemudian Vina melepaskan pelukan dan menatap gua dengan jarak begitu dekat
“Mas juga sayang kamu”
CUP, gua
mencium keningnya lalu Vina tersenyum begitu manis dan kembali memeluk gua.
Entah berapa lama kami saling berpelukan sampai
Vina mengajak gua untuk tidur karena malam udah semakin larut.
Aku Kau dan Sabun Part 63