Kadang gua suka senyum-senyum sendiri setiap kali
mengucapkan kata-kata yang pernah gua denger dari orang lain, misalnya saat gua
mengatakan pada Mia kalau dia harus bisa menerima kenyataan kalau gua ini adik
tirinya. Dia pernah nanya alamat warnet tapi gua gak kasih tau, gua bilang
cukup kita berdua yang tau segalanya. Gua juga bilang ke bokap kalau gua denger
kabar ‘katanya’ nyokap udah meninggal, tapi bokap bilang dia udah nganggep
nyokap gak ada sejak dia pergi dulu.
Hubungan gua dengan Mia masih
sama seperti dulu Cuma bedanya sekarang dia jadi engga sering-sering ngirim
pesan, mungkin dia lagi belajar buat ngilangin perasaannya karena gua juga
ngerti yang namanya perasaan gak mudah buat dihilangkan. Hubungan dengan Vina
semakin dekat, gua mulai memperhatikannya dan memperlakukan dia dengan baik
sama seperti cara dia memperlakukan gua, lalu dengan Dian ? masih sama, gak ada
yang kurang dan gak ada yang lebih.
Kuliah hanya empat kali dalam
seminggu yaitu setiap Senin-Kamis, sehari hanya satu mata kuliah sedangkan ada
8 matkul, jadi satu kali pertemuan matkul dalam dua minggu. Belajar mulai dari
jam 18:45 – 20:30. Tapi tergantung Dosennya, ada yang jam 18:30 udah mulai, ada
yang jam 21:00 belum selesai.
Hari senin di Minggu ke-3 kuliah,
Sebelum tugas persentasi dimulai Dosen meminta Mahasiswa yang baru masuk untuk
memperkenalkan dirinya. Semua tertawa ngakak saat dia berdiri di depan kelas.
Namanya Nata tapi lebih cocok di sebut Nita karena dia cowo tapi kerah bajunya
sampe terlihat bagian dadanya. Terlebih lagi dia berkulit coklat tapi

menggunakan bedak sampai ke
bagian dada : dan
bibir berwarna merah

lembab :
“Cocok tuh dia ama lo” gua sindir Darno yang duduk
di samping gua
“Najis, kalo dia persentasi di atas gedung udah gua
tentang dia biar jatoh”
“Parah, sodara sendiri”
“Amit-amit”
“HAHAHAH
”

satu
persatu kelompok mempersentasikan tugas yang diberikan dua minggu lalu, yaitu
tugas matkul Agama dengan materi yang berbeda setiap kelompoknya. Pedahal
kelompok di susun secara acak tapi gua bisa satu kelompok dengan Darno, kayanya
gua emang bener-bener
berjodoh dengan dia 

3 anggota lainnya gak begitu
akrab karena setiap kali gua datang ke kampus gak lama Dosen masuk kelas dan
saat kelas selesai gua langsung pulang, jadi gak ada sosiali sasi dengan yang
lain.
Untungnya Saat pemilihan ketua
kelas Dosen meminta gua untuk jadi Humas, walau gua gak kenal semua mahasiswa
di kelas tapi gua punya semua nomor hp, pin dan e-mail mereka.
Karena anak baru ini belum punya
kelompok jadi dosen meminta siapa yang mau memasukan dia ke dalam kelompoknya,
tapi semuanya diam. Gua ngerasa kasian jadi gua angkat tangan dan mengajaknya
gabung, Darno sempat protes tapi gua tetap memasukannya ke dalam kelompok
.
Setelah selesai mempersentasikan
tugas ‘Hukum Pernikahan Dalam Islam’, sekarang saatnya Tanya jawab. Ragil
mengacungkan tangan dan melemparkan pertanyaan pertama.
“Orang yang pindah Agama Cuma
pengen nikah, terus kalo udah nikah dia gak pernah menjalankan kewajibannya
sebagai Muslim. Apa hukumnya ?”
Gua coba menjawab
“Tadi udah saya jelaskan di poin nomor 4, mungkin
Mas kurang memperhatikan”
“Iya saya juga liat tadi,
maksudnya gini. Misalnya orang masuk Islam biar bisa nikah tapi dia gak pernah
solat”
Karena yang lain diam gua coba jawab “Coba mas liat
di KTP Agamanya apa ?”
“Islam” jawab dia
“Tadi sebelum ke sini solat magrib dulu gak ?”
“………..” Ragil hanya nyengir malu
“HAHAHAHAHA” yang lain menertawakannya
Pertanyaan demi pertanyaan terus
di ajukan dari empat orang Non-Muslim yang tetap mengikuti Matkul Agama, Gua
terus menjawab setiap ada yang bertanya. Mona mengangkat tangan dan melemparkan
pertanyaan :
“Apa hukumnya kalo nikah dengan
sodara Tiri, misal Ibu kita menikah dengan Orang yang udah punya anak. Terus
kita nikah sama sodara tiri kita itu, apa hukumnya ?”
“……………..” Gua hanya diam,
Pertanyaan itu langsung
mengingatkan gua dengan Mia. Sejak malam itu kita gak pernah ketemu lagi, atau
lebih tepatnya gua yang gak pernah ke rumahnya.
Otak gua terus memikirkan Mia,
gua gak bisa jawab pertanyaan dari Mona. Tapi untung Nata membantu gua
menjawab, Walau tampang dia ancur tapi otaknya encer, setelah sesi Tanya jawab
kami di persilahkan kembali ke tempat duduk.
Saat kelompok berikutnya baru mau mulai persentasi,
5 orang anak BEM masuk kelas. Mereka membagikan 3 lembar kertas yang berisikan
surat Izin orang tua, Surat Izin kerja, dan lembar terakhir berisi perlengkapan
yang harus di pakai dan apa saja yang harus di bawa untuk acara Inagurasi.
Ketua Bem menjelaskan kalau semua
Mahasiswa WAJIB ikut Inagurasi yang akan diadakan kampus 2 minggu laig, setelah
menjelaskan tentang acara mereka meminta kami untuk bertanya tentang acara
tersebut.
“Ka ini gak kemahalan 300.000
biayanya ?” Tanya seorang mahsiswi yang duduk di bangku depan
“Itu udah murah, kita nginep di
Villa di Cilember selama 2 hari satu malam” Jawab panitia yang mengenakan
kemeja biru
“Terus kalo ikut kita dapet apa ? kalo gak ikut
gimana ?” Tanya mahasiswa lainnya
“Kalo ikut kalian dapet pengalaman. Kalo gak ikut
wajib bayar”
“Gak dapet nilai ka ?” Tanya mahasiswa yang lain
“Engga, kita di sana seneng-seneng
aja. Pokonya gak bakalan nyesel” Jawab panitia dengan almamater biru
Quote:gua mengangkat tangan, lalu
panitia mempersilahkan gua untuk bertanya “Apa bedanya Inagurasi dengan Ospek ?”
“Tentu beda, Ospek itu kalian bakalan di kerjain.
Jadi kalo ada yang ngerjain kalian di
Inagurasi laporin aja ke saya nanti saya urus
orangnya” Jawab panitia almamater biru
“Di Brosur bilang gak ada Opsek, bisa langsung
kuliah, gak ngeberatin karyawan. Tapi baru
ini di wajibin bayar 300.000 buat
Inagurasi yang Cuma buat seneng-seneng dan menurut saya ini ngedadak
pemberitahuannya. Ini kelas Karyawan, gimana kalo ada yang gak di kasih Izin
dari pabrik, apa lagi yang pendapatannya pas-pasan. 300.000 ribu bukan jumlah
yang sedikit”
“Waktunya masih dua minggu.
Cukuplah buat ngumpulin 300.000, lagian Inagurasi sama Ospek beda ! ” Jawab
yang pake almamater biru,
“Di minta buat pake sepatu dengan
tali warna merah dan hijau terus kaos kaki beda warna, pake foto unik, hiasan
aneh-aneh, makanan yang harus dibawa dibuat teka-teki. Ini sama aja
kaya MOS
”

“…………………” Mereka semua diam
saling berbisik-bisik “Oke, untuk informasi selanjutnya kita bakalan kabarin
lagi. Terima kasih untuk waktunya, tolong bendahara ikut kami”
Lalu mereka meninggalkan kelas bersama bendahara,
“Gila lo udah kaya lagi demo” Kata Eka ‘Ketua Kelas’
“Ikut gak ikut harus bayar, gimana kalo yang gak
punya duit”
“Ia gua juga gak setuju, entar pulang kita tutup
pintu terus lo ngomong di depan ya”
“Hah lo yang ketua kelas masa gua yang ngomong”
“Gua gak pinter ngomong di depan, lo aja ya”
“Iya iya”
Persentasi kelompok selanjutnya di lanjutkan, tapi
gua gak terlalu merhatikan karena sibuk
SMS’n dengan Vina yang menanyakan
kenapa kelas F8 kedengeran ribut. Setelah kelas selesai, saat dosen
meninggalkan kelas buru-buru Eka berdiri di depan Pintu dan meminta yang lain
untuk tetap duduk di meja masing-masing. Mereka terlihat bingung
“Bisa minta waktunya” Gua mulai bicara di depan
kelas
“……………..” seketika suasana jadi hening
“Siapa yang mau ikut Inagurasi ?” Tanya gua,
“……………” mereka saling bertanya
dengan teman sebelahnya, lalu sekitar sengah orang di kelas mengacungkan tangan
“Kita Tanya dulu ketua kelas kita, dia mau ikut gak” lanjut gua
“Sekarang siapa yang gak ikut
Inagurasi ?” Gua kembali bertanya, hampir semua mengacungkan tangan termasuk
yang tadi mau ikut, LABIL !
“Sekarang gini, kalau ragu mendingan jangan ikut”
“Tapi gak ikut juga bayar” protes Lia,
Eka yang tadi berdiri di depan
pintu berjalan ke samping gua “Kita kompakin satu kelas gak usah ikut, gak usah
bayar” kata dia kemudian, lalu gua sedikit memberikan tambahan biar mereka gak
jual nama kalau ditanya alesan gak ikut acara.
Setelah selsai berdiskusi gua
keluar kelas duluan, Vina yang lagi duduk di depan kelas langsung bangun dan
tersenyum. “Yuk pulang” ajak dia
“Bentar, ikut Mas dulu yu”
“Kemana Mas ?”
“Udah ikut aja”
Eka keluar kelas, dia meminta gua untuk ikut
dengannya menemui semua ketua kelas karyawan, kita ngumpul di warung samping
kampus yang ada di pinggir jalan. Vina dan gua hanya diam melihat Eka bicara
panjang lebar, semua setuju untuk kompak gak ikut acara kecuali Bagas.
Bagas : “Hah ? Mau dikompakin semua gak ikut ? tapi
gebetan gua pengen ikut”
Eka : “Halah, inget anak lo udah mau lulus SD”
Bagas : “Sttt gak usah buka kartu”
Aku Kau dan Sabun Part 64