Aku Kau dan Sabun Part 64



Ternyata seperti ini rasanya jadi Mahasiswa, selain tugas-tugas yang selalu diberikan setiap kali pertemuan terlebih lagi kelas karayawan satu matkul dua minggu sekali sedangkan setiap materi gak selalu bisa gua cerna dengan baik. Vina selalu membantu gua membuat tugas saat kita nyantai di toko, terlebih lagi matkul Matematika Ekonomi dan Pengantar Akuntansi. Dua matkul ini yang paling gua benci karena Dosennya begitu cepat menjelaskan dan belum juga

ngerti udah ganti materi lagi , emang sih pengulangan tapi waktu SMA gua gak terlalu fokus belajar.

Hari ini pelajaran Ekonomi Mikro, Dosennya bisa dibilang baik tapi tegas. Dia mulai belajar pukul 18:30 dan yang datang lewat jam 19:00 diminta untuk menghiburu kelas, seperti Stand up comedy, Memberi motivasi, dan nanyi. Dosen ini begitu asik saat menjelaskan materi, konyolnya materi yang pernah dijelaskan saat matkul Matematika Ekonomi bisa gua

mengerti saat pelajaran Ekonomi Mikro .

Dosen yang satu ini selalu memberikan instrument piano setiap kali menjelaskan materi, entah karena efek musiknya atau dia yang udah bene-benar berpengalaman yang bikin gua jadi bisa mencerna pelajaran dengan baik. Pedahal usianya baru 30 tahunan tapi dia terlihat begitu berpengalaman terlebih lagi dia sering sering memberikan motivasi saat mengajar.

Sekitar jam 20:35 saat kelas selesai, gua bersama Vina ikut kumpul di angkringan bersama beberapa petinggi kelas karyawan untuk kembali membahas inagurasi. Semua sepakat gak ada yang ikut di kelasnya masing-masing.

Saat lagi asik ngobrol, tiga motor berhenti di sebrang angkringan. Salah seorang dari mereka yang mengenakan jaket hitam turun dari motor dan menghampiri kami

“Bob sini bentar”

“……….” Semua diam dan menatap gua dengan penuh Tanya, gua berdiri tapi saat mau jalan meninggalkan yang lain Vina memegang tangan gua dan menggeleng-geleng kepalanya.

“Gak apa-apa” Kata gua lalu Vina perlahan melepaskan tangannya. Gua jalan mengikuti orang tadi ke 5 orang temannya yang masih duduk dekat motor di sebrang angkirngan.

“Lo Mahasiswa baru ?” Tanya orang yang berambut gondrong

“Iya”

“Gue Ramon, Anak semester 5”

“Ada apa ?”

“Gak usah deketin Vina kalo lo pengen aman di kampus !”

“……….” Gua diam lalu mengirim sebuah Pesan, gak lama kemudian Vina berjalan ke arah kami

“BEGO kenapa gak bilang ada Vina” Protes Ramon ke temannya yang tadi memanggil gua, Ramon dan teman-temannya terlihat canggung saat Vina dan beberapa teman sekelas gua menyebrang jalan dan sekrang berdiri di samping gua.

“Tadi lo bilang gua jangan deketin Vina, emang lo siapanya ? ” Tanya gua sambil merangkul Vina

“Kalo dibilang pacar, gua pacar dia” Jawab Ramon

“Sering maen ke rumah Vina ?”

“Sering, ampir tiap hari malah”

“Pernah dateng ke tempat kerja Vina ?”

“Tiap hari gua bawain dia makan siang”

“Pernah tidur bareng ?”

“……………” Ramon diam terlihat ragu “Per.. Pernah“

PLAK…. Sebuah tamparan keras dari Vina, sepertinya dia gak bisa menahan diri pedahal tadi gua mengirim pesan untuk cukup diam. Gue cengkram kerah baju Ramon

“Gak usah ngarang ! kalo lo tiap hari mampir ke rumahnya berati lo ngapelin nyokapnya, Vina tinggal ama gua ! Vina tiap makan siang ama gua, tiap hari dia ama gua. Lo ngaku-ngaku cowonya gua gak masalah, tapi kalo lo ngaku-ngaku pernah nidurin dia berati lo cari mati !” Setelah memberi ancaman gua lepas kerah bajunya

“…………….” Ramon hanya diam terlihat malu dan ketakutan “Sorry, gua tadi Cuma becanda” Kata dia kemudian

“Sekarang mendingan lo pada pergi, gatel gua pengen nampol lo” Kata Ragil yang dari tadi

Cuma diem

Setelah Ramon dan antek-anteknya pergi kita kembali ke angkringan, Vina menceritakan kalau Ramon pernah 4 kali dia tolak. Pedahal menurut gua Ramon itu gak jlek, tapi Vina


bilang Ramon otaknya mesum, Vina selalu ngehindar kalau ada Ramon soalnya dia bakalan narik-narik tangan ngajak becanda tapi tangan yang lain suka mempet-mepet nyentuh bagian yang lain. Tapi anehnya ada aja cewe yang mau di digituin Ramon di kampus, dasar ayam

kampus

Sekitar jam 22:30 gua pamit pulang karena Vina udah nguap-nguap minta di kelonin : tapi Bohong gua gak mau ngelakinnya di tempat usaha entar apes  tapi kalo di tempat lain ? gimana kesadaran aja

CKREK gua membuka pintu toko yang udah tutup,

Gua dan Vina syok saat melihat gelandangan yang lagi tidur di lantai dengan beralaskan kardus bekas . Tunggu-tunggu, itu bukan gelandangan tapi itu Arez

“Bangun Res…”

“………..” Arez terlihat kaget saat melihat gua “Busett udah kaya gembel aja gua” kata dia sambil meregangkan badan

“Udah rahasia umum itu mah

“Aseeemmm…. Gua abis bebersih ketiduran tadi

“Tidur di atas aja Bang, entar Vina tidur sama Mas” Kata Vina menimpa

“Gua ke net dulu, jangan diberantakin kamarnya”

“Beres”

Lalu gua dan Vina berjalan masuk ke net, biasanya kalau ada pertandingan bola pasti net jadi sepi. Tapi malem ini yang pada main di warnet cuekin computer dan matanya asik nonton bola di TV berukuran besar, gua sengaja pasang TV itu bulan kemarin biar bisa nonton Bola bareng.

CKREK.. gua buka pintu kamar,

setelah meletakan tas di meja Vina langsung merebahkan badan di kasur dengan tangan telantang. Dia tersenyum ke arah gua yang lagi buka satu persatu kancing kemeja, lalu gua gantung kemeja itu di balik pintu bersama dengan celana jeans yang tadi gua kenakan. Ini

bukan pemandangan asing buat Vina karena gua gak mau sampe ngelindur buka baju lagi .

Vina menekuk kakinya dan sedikit meregangkannya, ah KAMPRET posenya bikin gua

Horny :

Bikin anak yu Pah” Kata Vina sambil ketawa-ketawa geli, gua naik ke atas ranjang dan menindih Vina dari atas sampai Dirli meraung-raung di dalam kolor. Lalu perlahan gua mendekati wajahnya, mata kami berjarak sangat dekat. Gua bisa melihat bulu matanya yang lentik, dengan bola mata berwarna hitam kekuning-kuningan. CUP gua cium keningnya

“Belum waktunya ” Kata gua kemudian,

“Hehe” Vina hanya cengengesan.

Gua merebahkan badan di samping Vina sambil ngobrol banyak hal, kadang gua gak ngerti sebenernya hubungan kita ini apa. Gua gak tau kapan kita memulai hubungan, sejak malam itu kita jadi semakin dekat. Bahkan kita lebih dekat dari orang pacaran, walau gua gak tau kapan kita memlulai hubungan ini tapi gua mengakui Vina sebagai pacar gua begitu juga dengan dia. Hubungan ini hanya kami berdua yang tahu, gua gak publikasikan atau mengumbar hubungan kami di sosmed seperti AGB-ABG yang baru netes.

Pengakuan public itu penting, tapi gua gak mau mengganti status ‘menikah dengan Kanza’ di facebook dengan nama Vina. Dia juga gak terlalu mempermasalahkan itu, karena bagi dia itu hanya dunia maya sedangkan dia memiliki gua di dunia nyata


Aku Kau dan Sabun Part 65