Ternyata seperti ini rasanya jadi Mahasiswa, selain
tugas-tugas yang selalu diberikan setiap kali pertemuan terlebih lagi kelas
karayawan satu matkul dua minggu sekali sedangkan setiap materi gak selalu bisa
gua cerna dengan baik. Vina selalu membantu gua membuat tugas saat kita nyantai
di toko, terlebih lagi matkul Matematika Ekonomi dan Pengantar Akuntansi. Dua
matkul ini yang paling gua benci karena Dosennya begitu cepat menjelaskan dan
belum juga
ngerti udah ganti materi lagi
, emang sih pengulangan tapi waktu SMA gua
gak terlalu fokus belajar.

Hari ini pelajaran Ekonomi Mikro,
Dosennya bisa dibilang baik tapi tegas. Dia mulai belajar pukul 18:30 dan yang
datang lewat jam 19:00 diminta untuk menghiburu kelas, seperti Stand up comedy,
Memberi motivasi, dan nanyi. Dosen ini begitu asik saat menjelaskan materi,
konyolnya materi yang pernah dijelaskan saat matkul Matematika Ekonomi bisa gua
mengerti saat pelajaran Ekonomi Mikro
.

Dosen yang satu ini selalu
memberikan instrument piano setiap kali menjelaskan materi, entah karena efek
musiknya atau dia yang udah bene-benar berpengalaman yang bikin gua jadi bisa
mencerna pelajaran dengan baik. Pedahal usianya baru 30 tahunan tapi dia
terlihat begitu berpengalaman terlebih lagi dia sering sering memberikan
motivasi saat mengajar.
Sekitar
jam 20:35 saat kelas selesai, gua bersama Vina ikut kumpul di angkringan
bersama beberapa petinggi kelas karyawan untuk kembali membahas inagurasi.
Semua sepakat gak ada yang ikut di kelasnya masing-masing.
Saat lagi asik ngobrol, tiga
motor berhenti di sebrang angkringan. Salah seorang dari mereka yang mengenakan
jaket hitam turun dari motor dan menghampiri kami
“Bob sini bentar”
“……….” Semua diam dan menatap gua dengan penuh
Tanya, gua berdiri tapi saat mau jalan meninggalkan yang lain Vina memegang
tangan gua dan menggeleng-geleng kepalanya.
“Gak apa-apa” Kata gua lalu Vina
perlahan melepaskan tangannya. Gua jalan mengikuti orang tadi ke 5 orang
temannya yang masih duduk dekat motor di sebrang angkirngan.
“Lo Mahasiswa baru ?” Tanya orang yang berambut
gondrong
“Iya”
“Gue Ramon, Anak semester 5”
“Gak usah deketin Vina kalo lo pengen aman di
kampus !”
“……….” Gua diam lalu mengirim
sebuah Pesan, gak lama kemudian Vina berjalan ke arah kami
“BEGO kenapa gak bilang ada Vina”
Protes Ramon ke temannya yang tadi memanggil gua, Ramon dan teman-temannya
terlihat canggung saat Vina dan beberapa teman sekelas gua menyebrang jalan dan
sekrang berdiri di samping gua.
“Tadi lo bilang gua jangan deketin Vina, emang lo
siapanya ? ” Tanya gua sambil merangkul Vina
“Kalo dibilang pacar, gua pacar dia” Jawab Ramon
“Sering maen ke rumah Vina ?”
“Sering, ampir tiap hari malah”
“Pernah dateng ke tempat kerja Vina ?”
“Tiap hari gua bawain dia makan siang”
“Pernah tidur bareng ?”
“……………” Ramon diam terlihat ragu “Per.. Pernah“
PLAK…. Sebuah tamparan keras dari Vina, sepertinya dia
gak bisa menahan diri pedahal tadi
gua mengirim pesan untuk cukup diam. Gue cengkram kerah baju Ramon
“Gak usah ngarang ! kalo lo tiap
hari mampir ke rumahnya berati lo ngapelin nyokapnya, Vina tinggal ama gua !
Vina tiap makan siang ama gua, tiap hari dia ama gua. Lo ngaku-ngaku cowonya
gua gak masalah, tapi kalo lo ngaku-ngaku pernah nidurin dia berati lo cari
mati !” Setelah memberi ancaman gua lepas kerah bajunya
“…………….” Ramon hanya diam
terlihat malu dan ketakutan “Sorry, gua tadi Cuma becanda” Kata dia kemudian
“Sekarang mendingan lo pada pergi, gatel gua pengen
nampol lo” Kata Ragil yang dari tadi
Cuma diem
Setelah Ramon dan antek-anteknya
pergi kita kembali ke angkringan, Vina menceritakan kalau Ramon pernah 4 kali
dia tolak. Pedahal menurut gua Ramon itu gak jlek, tapi Vina
bilang
Ramon otaknya mesum, Vina selalu ngehindar kalau ada Ramon soalnya dia bakalan
narik-narik tangan ngajak becanda tapi tangan yang lain suka mempet-mepet
nyentuh bagian yang lain. Tapi anehnya ada aja cewe yang mau di digituin Ramon
di kampus, dasar ayam
kampus 

Sekitar
jam 22:30 gua pamit pulang karena Vina udah nguap-nguap minta di kelonin
: tapi Bohong
gua gak mau ngelakinnya di tempat usaha entar
apes
tapi
kalo di tempat lain ? gimana kesadaran aja




CKREK gua
membuka pintu toko yang udah tutup,
Gua dan Vina syok saat melihat
gelandangan yang lagi tidur di lantai dengan beralaskan kardus bekas
. Tunggu-tunggu, itu bukan gelandangan tapi
itu Arez 


“Bangun Res…”
“………..” Arez terlihat kaget saat
melihat gua “Busett udah kaya gembel aja gua” kata dia sambil meregangkan badan
“Udah rahasia umum itu mah
”

“Aseeemmm…. Gua abis bebersih ketiduran tadi
”

“Tidur di atas aja Bang, entar Vina tidur sama Mas”
Kata Vina menimpa
“Gua ke net dulu, jangan diberantakin kamarnya”
“Beres”
Lalu gua dan Vina berjalan masuk
ke net, biasanya kalau ada pertandingan bola pasti net jadi sepi. Tapi malem
ini yang pada main di warnet cuekin computer dan matanya asik nonton bola di TV
berukuran besar, gua sengaja pasang TV itu bulan kemarin biar bisa nonton Bola
bareng.
CKREK.. gua buka
pintu kamar,
setelah meletakan tas di meja
Vina langsung merebahkan badan di kasur dengan tangan telantang. Dia tersenyum
ke arah gua yang lagi buka satu persatu kancing kemeja, lalu gua gantung kemeja
itu di balik pintu bersama dengan celana jeans yang tadi gua kenakan. Ini
bukan pemandangan asing buat Vina karena gua gak
mau sampe ngelindur buka baju lagi
.

Vina menekuk kakinya dan sedikit meregangkannya, ah
KAMPRET posenya bikin gua
“Bikin anak yu Pah” Kata Vina sambil ketawa-ketawa geli, gua naik ke
atas ranjang dan menindih Vina dari atas sampai Dirli meraung-raung di dalam
kolor. Lalu perlahan gua mendekati wajahnya, mata kami berjarak sangat dekat.
Gua bisa melihat bulu matanya yang lentik, dengan bola mata berwarna hitam
kekuning-kuningan. CUP gua cium keningnya
“Belum waktunya
” Kata gua kemudian,

“Hehe” Vina hanya cengengesan.
Gua merebahkan badan di samping
Vina sambil ngobrol banyak hal, kadang gua gak ngerti sebenernya hubungan kita
ini apa. Gua gak tau kapan kita memulai hubungan, sejak malam itu kita jadi
semakin dekat. Bahkan kita lebih dekat dari orang pacaran, walau gua gak tau
kapan kita memlulai hubungan ini tapi gua mengakui Vina sebagai pacar gua
begitu juga dengan dia. Hubungan ini hanya kami berdua yang tahu, gua gak
publikasikan atau mengumbar hubungan kami di sosmed seperti AGB-ABG yang baru
netes.
Aku Kau dan Sabun Part 65