Jam dinding menunjukan pukul
22:00, gua hanya duduk di ranjang kamar yang ada di atas toko. Gua pandangi
sekeliling kamar yang terlihat lebih luas karena barang-barang Vina yang udah
di bawa pulang.
Di kamar ini, kita hampir setiap
hari tidur bersama. Kita becanda, tertawa, menangis dan bertengkar. Kita
melewati malam-malam yang indah bersama, tapi tanpa gua sadari ternyata semua
kesenangan itu ada di atas kesedihan orang lain.
Andai gua tahu dari awal, mungkin
semua takan seperti ini. Ternyata mencoba jadi orang baik-baik gak selalu
mendapatkan hal yang sama, bukan soal apa yang udah kita lakukan, Tapi
bagaimana orang lain memperlakukan kita setelah apa yang udah kita lakuin untuk
mereka.
Gua rebahkan badan di ranjang dan
menatap langit-langit kamar yang berhias bintang-bintang bergantungan, gua jadi
teringat saat bintang jatuh. Gua pernah mengatakan kalau gak semua keinginan
itu dikabulkan, dan tentunya gak semua usaha juga sesuai dengan harapan kita.
Usaha, hasil, harapan, gua bangun karena teringat sesuatu,
buru-buru gua ambil kotak pemberian Dian, Lalu perlahan gua sobek kertas kado
dan membuka kotak berwarna coklat di dalamnya.
Sebuah album berwarna pink dengan
gambar teddy bear, tangan kanan gua perlahan membuka albumnya. semua kenangan
seperti di putar kembali saat melihat halaman pertama album yang berisi
foto-foto gua dengan Dian saat kita masih SMP, lebih tepatnya saat kita baru
kenal.
Gua terus membuka satu persatu
halaman, sampai akhirnya gua terpaku di sebuah halaman yang terdapat 4 buah foto
sejajar. Foto pertama dan foto terakhir benar-benar jauh berbeda, karena foto
pertama adalah saat Dian mengenakan seragam putih merah, foto selanjutnya saat
dia mengenakan seragam SMP, lalu foto ketiga sepertinya belum lama diambil.
Dan foto
yang terakhir adalah saat dia mengenakan kemeja, dia terlihat dewasa dan sangat
cantik. Sama persis seperti saat dia datang ke toko tempo hari. Dia benar-benar
melakukan banyak perubahan, lalu gua buka halaman selanjutnya. Hanya ada
tulisan
“Aku bukan
anak kecil lagi kan ? ”
Air mata ini langsung menetes
saat membaca tulisan terakhir dari album, sebuah kata yang selalu dia ucapkan
setiap kali gua menyebutnya anak kecil. Gua gak tau apa arti air mata ini, gua
bahkan lupa dengan rasa sakit yang tadi begitu menyesakan dada.
Lalu gua
lanjut melihat dua halaman terakhir yang berisi foto gua, Vina, dan Dian.
Foto-foto ini adalah yang dia pinta dari hp gua dulu. Setelah melihat semua isi
album gua menutupnya dan meletakan di dada dengan kedua tangan menyilang.
Sekarang semua hanya tinggal
kenangan, semua telah pergi meninggalkan gua sendirian. Andai kamu ada di sini,
mungkin kaka akan memeluk kamu sama seperti yang kaka lakukan dengan album ini.
Saat akan memasukan kembali album
ke dalam box, gua lihat ada dua lembar kertas seperti surat. Perlahan gua ambil
kertas itu dan membacanya.
Lembar pertama :
“Kaka
pernah bilang menunggu itu hal yang menyebalkan, tapi aku tetep mau menunggu
karena Cuma itu yang bisa aku lakuin. 5
tahun itu bukan waktu yang sebentar ka, apa kaka sadar kalau selama 5 tahun aku
lagi nunggu ? enggakan ? tentu, karena aku gak tau gimana caranya biar kaka tau
kalo aku lagi menunggu. Temenku bilang kalo aku ini BEGO, aku nunggu sesuatu
yang jelas gak mungkin. Tapi aku selama menunggu gak diem aja. Aku ikutin
perkataan kaka yang nyuruh aku ngerawat diri, jaga kesehatan, gak nakal,
belajar yang rajin sampe aku bisa jadi 3 besar terus di kelas.
Tapi kaka suka nganggep aku kaya anak kecil, pedahal aku
tau kaka juga sadar aku udah banyak berubah, Kaka sendiri terpesona kan waktu
aku dateng ke toko mau nyervis laptop ?
Hayoo ngaku kaka curi-curi pandangkan
"
Lembar kedua :
"Sebenernya kaka itu bukan gak PEKA, tapi
kaka Cuma gengsi buat ngakuinnya. Kaka itu Cuma pura-pura cuek sama aku kan ?! jangan bohong ka, emang gak cape
apa bohongin prasaan kaka terus. Aku tau semuanya kok, waktu baru masuk SMA
orang paling deket sama kaka pernah cerita, kaka tau siapa orangnya ? itu ka
Kanza.
Kita sering ngobrol kok di sekolah, Cuma didepan kaka kita
pura-pura cuek. Dia bilang kalo kaka gak mau nyakitin cewe lagi, itu sebabnya
aku terima kalo di sekolah kaka cuek sama aku. Kaka gak mau bikin ka Kanza yang
cemburuan ngambek kan ?. Buktinya, sekarang kaka ama teh Vina, dia orangnya gak
cemburuan. Jadi kaka gak cuek lagi kan sama aku, kita jadi bisa deket lagi.
Ka maaf ya aku pergi gak pamit lagi. Aku sempet ke toko
tapi kata Bang Arez kaka lagi jalan ama teh Vina. Aku gak mau ganggu, jadi aku
langsung pulang. Kalo pun kaka ada di toko aku gak bakalan ngucapin kata perpisahan,
aku gak mau pisah lagi ama kaka.
Aku pergi bukan gara-gara kaka tunangan loh, tapi Mamah
kangen katanya. Kaka pernah bilang gak mau jauh-jauh dari orang yang kaka
sayang, aku juga kaaaaa…. Dari kita baru kenal, sampe detik ini. Prasaan aku
masih sama.
Kaka jaga diri baik-baik ya di sana, kalo kaka kangen jangan SMS
atau telpon tapi samperin ”
04, Desember 2014
13:13 WIB
Antara Aku, Kau dan Sabun Season 2
THE END
Aku Kau dan Sabun Part 79