Selama seminggu dirawat, gua jadi
semakin dekat dengan Mona karena dia setiap pulang kuliah menyempatkan diri
menemani gua, tapi dia hanya nginep saat malam minggu karena dia udah mulai
kerja disebuah kantor asuransi.
Sebuah cincin yang melingkar di
jari manis Fitri membuat gua hanya bisa mengaguminya, karena gua lebih suka
mengejar dari pada nikung.
Sedangkan Dila ? Dia setiap pulang kerja datang ke
RS menamani orang tua sampai pagi, kita juga sering ngobrol-ngobrol sebelum dia
tidur. Tapi hanya 3 hari kebersamaan kita, karena orang tuanya diperbolehkan
pulang lebih awal.
Akhirnya gua bisa menghirup udara
segar, gua diperbolehkan pulang lebih cepat dari yang diperkirakan. Mona Izin
pulang tengah hari untuk mengantar gua pulang, dia duduk dibelakang bersama gua
sedangkan kedua orang tua gua di depan bersama adik gua yang selalu berisik
ngoceh-ngoceh gak jelas
.

Sekitar
jam 14:00 kita sampai di rumah, gua berjalan masuk ke dalam kamar untuk ganti
baju. Tapi saat gua membuka lemari pakaian, terlihat bayangan seseorang dari
pintu. Gua menoleh ke kanan, di sana Mona berdiri di lawang pintu sambil
tersenyum.
“Jangan ngintip, gua mau ganti baju” Protes gua
“Ih gak ada kerjaan banget”
“Terus ngapain disitu ?”
“Aku Cuma pengen liat kamar kamu aja”
“Oh, masuk aja jangan dipintu”
“Kenapa emangnya ?”
“Entar jalan macet kalo kamu disitu”
“Aku kan diri di pintu kamar kamu bukan di pintu
tol
”

Mona langsung menutup matanya dengan kedua tangan
saat gua melepaskan baju, pedahal
gua hanya ganti baju bukan ganti
celana
“Lebay,
segala pake nutup mata” Kata gua kemudian

“Udah belum ?” Tanya dia dengan tangan yang masih
menutupi matanya
“Udah”
Lalu kedua tangannya diturunkan ke bawah “Hehe” Dia
langsung tersenyum malu
“Sini masuk”
“Gak apa-apa aku masuk ?”
“Cuek aja”
“Kamu gak bakalan macem-macem kan ?”
“Menurut lo gua orang jahat apa baik ?”
“Hehehe aku cuma becanda, kamu kan baik
"

lalu dia masuk ke dalam,
ekspresinya berubah saat menatap foto-foto yang gua tempel pada dinding kamar.
“Kenapa Mon ?”
“Banyak banget ya ?” Tanya dia tanpa menoleh
“Sengaja gua penuhin tembok pake foto”
“Bukan fotonya”
“Terus ?”
Mona memutar badan dan menatap gua “Itu mantan kamu
semua ?” Tanya dia kemudian
“Iya, ada yang kamu kenal ?”
“……………” Mona hanya diam, lalu
duduk di sofa yang ada di kamar sambil sedikit menundukan kepala,
gua berjalan dan duduk di lantai di depannya. Gua
julurkan tangan dan menyentuh dagunya, lalu mengangkat kepalanya perlahan.
Wajahnya terlihat seperti menahan kesedihan yang sangat mendalam,
Gua baru pertama kali melihatnya seperti ini. Gua
sentuh pipinya yang lembut dengan tangan kanan, “Kamu kenapa ?” Tanya gua
kemudian
“Cewe yang pake rok abu-abu sama kamu di foto itu
temen aku”
“………….” Gua hanya diam, gua coba
mengingat-ngingat siapa yang dia maksud karena bukan hanya satu orang di foto
itu yang mengenakan rok abu-abu.“Terus kenapa kamu sedih ?” Tanya gua kemudian
“Aku baru tau 3 bulan lalu kalo dia udah meninggal”
DEG… jantung gua langsung
berdebar cepat, perlahan gua menurunkan tangan dari wajahnya. Rok abu-abu ?
Meninggal ?
“Siapa namanya ?” Tanya gua penasaran
“……………” Mona hanya diam, perlahan
air matanya turun. buru-buru dia menyeka air matanya dengan kedua tangan.
Aku Kau dan Sabun Part 88