Sebelum berangkat gua menemui
hambatan, kedua orang tua gua gak menginjinkan gua pergi. Mereka menghawatirkan
gua, tapi gua terus membujuk mereka sampai akhirnya mereka menginjinkan gua
pergi dengan syarat jangan membawa kendaraan.
Sore hari gua pergi ke toko, Gua
memberikan tanggung jawab sepenuhanya pada Firman. Dia berpengalaman jadi gua
percaya dia bisa mengurus toko dan warnet selama gua pergi.
Walau memberikan kepercayaan pada
Firman tapi gua gak mau bikin dia tambah repot jadi sebelum pergi gua belanja
banyak untuk persediaan toko selama gua pergi.
Langit terlihat kuning keemasan, Gua berdiri di
pinggir jalan bersama Dila, Mona dan Firman. Angin yang berhembus meniup rambut
Mona yang digerai, gua suka rambutnya yang lurus berwarna pirang. Firman sibuk
bermain game di hpnya, walau awalnya dia bilang game yang gua mainkan gak
menarik tapi saat melihat gua war dia jadi tertarik main sampai
kecanduan
.

Mona dan Dila menatap gua tanpa
bicara, gua hanya tersenyum lalu mereka berdua tersenyum manis. Gua bersyukur
bisa mengenal mereka, dua orang yang sama-sama cantik tapi memiliki kepribadian
yang berbeda. Mona maju satu langkah dan berdiri di hadapan gua, lalu dia
mendekap tubuh gua dari depan dengan wajah yang disandarkan di pundak kiri. Gua
belai rambutnya yang wangi, lalu gak lama kemudian Mona melepaskan pelukannya.
Gua dekatkan wajah, CUP mencium keningnya, Mona kembali
tersenyum setelah menerima ciuman itu.
“Makasih” Kata gua
“Makasih buat apa ?”
“Udah bikin gua sadar”
“
” Mona kembali tersenyum

UHUK
UHUK… Firman pura-pura batuk
Gua : “Sirik aja lo”
Firman : “Bukan sirik, gua jadi pengen buru-buru
balik”
Gua + Mona : “Hahaha”
Dila : “hati-hati ya ‘a”
Gua : “Beres, kamu juga hati-hati “
Dila : “Hati-hati kenapa ?”
Gua : “Firman suka gigit orang kalo laper”
Firman : “Kehed maneh
”

Gua + Mona + Dila “ Hahahaha”
Mona : “Jangan lupa kasih kabar ya”
Gua : “Pasti, gua gak bakalan lupa kok
”

Firman : “Kalo ada yang nyariin lo gimana ?”
Gua : “Bilang aja gua lagi keluar kota, eh itu
mobilnya”
Mona : “Yah berhenti”
Mobil yang berjarak sekitar 20 meter tiba-tiba
berhenti karena ada penumpang yang turun,
Firman : “Lama banget bayar doang juga”
Gua : “Tuh udah maju lagi, gua berangkat ya.
Assalamu’alaikum”
“Wa’alikum Salam” Jawab mereka bersamaan,
Saat mau masuk kedalam mobil Mona memanggil gua,
“Apaan ?”
“Jangan lupa war
” kata Mona lalu dia tersenyum menyeringai

“Hahaha
gampang”

Karena gak mau membuat angkot menunggu lama, Gua
berbegas naik ke dalam angkot menuju terminal, selagi menunggu Bus yang akan
gua tumpangi berangkat gua buka sepatu dan memasukan separung uang ke dalamn
sepatu lalu gua kembali pakainya. Beberapa menit kemudian bus berangkat.
Kemacetan membuat perjalanan jadi lama, karena
bosan gua keluarkan gadget. Ada beberapa SMS dari Mona dan Dila, gua balas
secukpnya lalu main game. Gua buka kolom chat dan mengetik
Gua : “Tes”
Mona : “Sms gak dibales-bales malah nongol di game
-__-“
Gua : “Uda di bales -,”
Mona : “Apaan sms Cuma ‘iya’ doang”
Gua : “Haha yang penting di bales
”

Mona : “Huh, jangan maen game terus entar lobet
hpnya”
Gua : “Tenang, gua bawa PowerBank”
Darno : “Mau ke mana lo ?”
Gua : “ke Lampung”
Darno : “nyusul Dian ?”
Gua : “Iya”
Dengan main game waktu jadi
terasa cepat, langit yang tadi masih terang berubah jadi gelap. Setelah sampai
Merak gua turun dari Bus menuju kapal yang akan membawa gua meninggalkan pulau
jawa.
Aku Kau dan Sabun Part 94